Kebun Kelulut Pangkal Beras, Merasakan Madu Langsung Dari Sumbernya

Oleh : Belva Orang Kediale

Pangkal Beras_Bekaespedia_Apakah kalian ingin merasakan sensasi madu murni dari sumber sarangnya. Segera berkunjung ke Desa Pangkal Beras, Kecamatan Kelapa, Bangka Barat. Disanalah salah satu tempat yang mantap untuk merasakan madu Kelulut langsung dari sarangnya.

Untuk menuju ke lokasi ternak Madu Kelulut dapat ditempuh dalam waktu 1,5 jam dari Kota Pangkal Pinang menuju Desa Pangkal Beras. Jalan akses menuju tempat lokasi dalam kondisi baik, sepanjang jalan beraspal sehingga dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat maupun roda dua. Ternak madu Kelulut ini merupakan salah satu produk unggulan Kelompok Tani Hutan (KTH) Pangkal Beras, bahkan ternak ini berada dalam lokasi Hutan Produksi.

Selama menuju lokasi para traveller sepanjang jalan dimanjakan oleh hamparan vegetasi yang berwarna hijau, sedap untuk di pandang. Pada beberapa lokasi juga di manjakan oleh hamparan padi ladang dan sawah semakin menambahkan nilai estetika selama menempuh lokasi kebun lebah Kelulut Pangkal Beras.

Setelah perjalanan panjang, maka para pengunjung dapat melepaskan penat letih di kebun lebah Kelulut. Disini, para pengunjung dapat melihat aktivitas lebah Kelulut dalam sela-sela pohon karet seluas sekitaran 2 hektar. Di sini banyak sekali dapat pelajaran, tentang edukasi tenang lebah. Seperti mengenal jenis lebah Kelulut, aktivitas lebah Kelulut, bahkan jenis kembang sebagai bahan madu yang mempengaruhi jenis rasa dihasilkan.

Trigona Itama adalah salah satu genus dari jenis Melponini atau jenis lebah madu yang tidak bersengat. Dalam masyarakat Bangka Belitung jenis lebah ini sering disebut dengan madu Kelulut atau madu lalat. Ada juga yang menyebutkan dengan nama madu berlubang. Akan tetapi sangat disayangkan habitat lebah Kelulut di pangkal Beras terjadi penurunan jumlah sangat tajam disebabkan penembangan kayu secara tidak terkendali oleh beberapa oknum yang serakah tanpa ada konsep pelestarian hutan.

Budidaya lebah Kelulut ini dimulai pada tahun 2015. Awal jumlah rumah koloni hanya beberapa bisa di hitung jari sekarang sudah menempuh jumlah ratusan yang terhimpun dalam komunitas Kelompok Tani Hutan (KTH) Pangkal Beras. Selain dikembangkan dalam lokasi khusus sebagai sarana wisata edukasi alam, lebah ini juga dikembangkan dalam lahan masing-masing anggota sebagai salah sumber ekonomi mereka.

Anggota Kelompok Tani Hutan (KTH) Pangkal Beras menjadi tempat sentral untuk pelatihan sekaligus edukasi pengetahuan untuk para pengunjung wisata. Lokasi ini sengaja rapi untuk membuat rasa nyaman kepada pengunjung di dalam sela-sela tanaman pohon karet. Lokasi ini milik ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Pangkal Beras, bahkan dalam lokasi ini juga terdapat tempat gedung walet sebagai tempat untuk berdiskusi dan memaparkan materi untuk berbagi ilmu pengetahuan.

Bahkan dalam waktu dekat ini, akan segera tempat mengambil spot-spot foto yang sangat menarik. Jika pengunjung ingin merasakan sensasi rasa madu Kelulut, maka pengunjung bisa menghisap madu dalam sarang lebahnya. Hal ini sengaja dijadikan sebagai paket wisata, untuk menciptakan rasa kepercayaan kepada konsumen perihal kemurnian madu dikarenakan ada beberapa oknum melakukan tindakan memanipulasi kemurnian madu.

Menurut Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Pangkal Beras berdasarkan pengalaman bahwa lebah Kelulut ini menghasilkan rasa madu tiga jenis yaitu rasa masam, rasa manis dan rasa pahit. Akan tetapi rasa masam tetap ada sebagai rasa dasar madu yang dihasilkan oleh lebah ini. Sehingga ada pengunjung merasa curiga apakah madu ini memang asli apa tidak, akan tetapi rasa madu sangat dipengaruhi oleh jenis nektar kembang yang dihisap oleh lebah Kelulut.

” Jika pengunjung menanyakan keaslian madu, kami menyuruh mereka untuk menghisap dari sumber sarangnya. Mereka dapat membuka sendiri sarang lebah Kelulut, melihat beepollen, propolis dan juga melihat ratu lebah dalam sarang. Kami menyediakan pipet sebagai sarana menghisap madu dalam kantong madu sarang Kelulut ” ungkap Amang Saidin selaku ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Pangkal Beras dalam lokasi tempat edukasi wisata lebah Kelulut.

Bagi para pengunjung memiliki rasa penasaran tentang rasa madu Kelulut. Dapat merasakan sensasi yang sangat langka untuk menghisap madu dari sumber sarang. Madu ini dipastikan keaslian dan mutu yang sangat terjamin. Bahkan tanpa ada campuran kimia untuk pengawet maupun meningkatkan rasa.

” Madu kelulut teryata memiliki rasa masam, bahkan ada beberapa sarang yang rasa bercampur manis bahkan ada beberapa menghasilkan rasa pahit seperti madu pelawan. Berdasarkan kekentalan tidak terlalu cair dan juga tidak terlalu kental. Masalah warna ada dominan kuning coklat, bercampur warna merah bahkan ada warna hitam seperti kopi. Tapi ini sudah pasti 100% orisinil kualitas madu Kelulut dan rasa penasaran terpuaskan dapat terjawab di lokasi wisata ini ” ungkap Belva sebagai pengunjung dari Kelapa.

Sensasi ini harga yang sangat mahal sekali, bahkan harus segera ditingkatkan dengan manajemen wisata kehutanan. Secara administrasi sudah terdaftar dalam Kelompok Tani Hutan (KTH) dan harus menyediakan infrastruktur edukasi kepada para pengunjung TK, Siswa, Mahasiswa dan juga masyarakat. Kalau bisa bekerja sama dengan akademisi, birokrasi bahkan politisi sebagai salah income pendapatan masyarakat.

” Lebah tidak menyengat, kami kira menyengat. Jadi kami tidak takut bermain di sini. Madunya enak dan segar ketika di minum tapi rasa masam tapi ngak masalah yang penting asli “, ungkap Irdan, seorang anak yang berkunjung bersama dengan teman sebaya.

Jika para pengunjung berminat akan produk madu Kelulut yang murni tidak perlu letih untuk melakukan panen madu. Dalam gazebo sudah disediakan produk dalam kemasan yang siap untuk di bawa pulang oleh pengunjung. Para pengunjung luar pulau, bisa di kirim dan produk madu Kelulut ini juga dijualkan dalam bentuk marketplace berupa Shopee, tiktok bahkan dalam waktu dekat menyediakan website khusus untuk kebudayaan Kediale.

Exit mobile version