Opini  

Kuliah Di Farmasi, Apoteker Antara Tantangan Dan Harapan.

 

Oleh : Nurbella Islamiah

Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang Jurusan Farmasi

Pepatah mengatakan “ Gapailah Ilmu Setinggi Langit” adalah sebuah semboyan yang harus kita junjung tinggi dalam menggapai “Masa Depan” yang cerah, dalam meraih cita-cita berguna bagi orang tua, nusa dan bangsa. Dan salah satu untuk mencapai tujuan tersebut, kita harus punya semangat dalam menuntut ilmu di Perguruan Tinggi Negeri, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang. Pada Perguruan Tinggi Negeri tersebut penulis berkeingian mengupas tentang jurusan Farmasi yang sering dianggap sebagian mahasiswa jurusan yang “menakutkan”. Kuliah mengambil jurusan Farmasi, sering dianggap banyak orang sia-sia saja karena pelajarannya dianggap terlalu berat melebihi fakultas ‘Kedokteran’ dan tidak sebanding dengan hasilnya nanti. Berbagai macam anggapan yang sering muncul dan akan dialami oleh mahasiswa jurusan Farmasi dengan dibebani mata kuliah dan praktikum yang berat, bisa empat sampai lima praktikum dan empat jam setiap minggunya dan juga akan dibebani dengan hapalan-hapalan jenis obat-obatan, serta dibebani deadline tugas yang harus dikumpulkan tepat waktu yang terkadang terpaksa harus bergadang menahan ngantuk untuk menyelesaikan tugas-tugas mata kuliah dari dosennya. Dan hal itu akan menjadi momok serta menimbulkan rasa takut menjadi mahasiswa jurusan Farmasi.

Dalam perjalanannya mahasiswa yang mengambil jurusan Farmasi sebagian besar adalah karena adanya dorongan dari orang tua. Kemudian ada pula yang mengambil jurusan Farmasi ketika mengikuti tes tidak lolos pemilihan pertama, dimana pilihan pertama selalu ditempati oleh jurusan yang paling diidam-idamkan orang, yaitu jurusan “Kedokteran’. Lantas selanjutnya banyak orang beranggapan bahwa jikalau lulus Sarjana Farmasi masih harus menghadapi pendidikan Apoteker selama 1,5 tahun, dan itu harus menguras keuangan serta pikiran untuk belajar lagi. Dan pula yang teramat menyesakkan adalah tanggapan yang menyatakan bahwa jikalau kita memilih kuliah dijurusan Farmasi dan nanti dalam dunia kerja akan berprofesi sebagai pelayan, seperti penanggungjawab Apotek, PBF, Rumah Sakit yang notabene gajinya jauh lebih kecil daripada mereka yang kuliah di jurusan lain yang berkecimpung didunia Industri ( Pabrik atau Marketing ) dunia Ekonomi,Tehnik, Hukum dan lain sebagainya. Namun sebetulnya semua anggapan diatas tidak semuannya benar. Memang kuliah di jurusan Farmasi terkenal dengan praktek laboratoriumnya yang begitu padat. Kita akan menemukan banyak praktek dilaboratorium saat sudah disemester dua, dan disemester pertama kita hanya menjumpai praktek dua mata kuliah saja dilaboratorium. Jurusan Farmasi jumlah laboratoriumnya akan bertambah disetiap semesternya. Biasanya pada semester dua kita akan berhadapan lima mata kuliah praktek dilaboratorium, semester tiga akan berhadapan enam mata kuliah praktek dilaboratorium, semester empat dengan tiga mata kuliah praktek dilaboratorium, dan terus akan berkurang sampai semester berakhir.
Kemudian juga tidaklah benar kuliah jurusan Farmasi terkenal dengan hapalannya. Karena sebenarnya kita hanya butuh ketelitian dan juga pemahaman, dimana jika kita cuma menghapal tanpa pemahaman itu sama dengan menghapal “buta”. Dan bukan seperti itu yang dibutuhkan kuliah di jurusan Farmasi. Mengenai prospek kerja, lulusan dari Farmasi bisa bekerja berdampingan dengan Dokter, karena tanpa seorang Apoteker Dokter tidak dapat menjalankan tugasnya. Kemudian juga lulusan Farmasi bisa membuat produk-produk yang lebih inovatif dibanding dengan produk-produk yang pernah ada. Biasanya lulusan dari Farmasi mempunyai sifat ketelitian dan kedisiplinan yang sangat tinggi, dan tidaklah heran bila lulusan Farmasi bisa juga bekerja di perbankan. Lapangan pekerjaan bagi lulusan Farmasi terbuka lebar. Di Indonesia sendiri telah banyak kita ketahui Perusahaan atau Industri yang bergerak dibidang Kesehatan akan memproduksi obat-obatan, Kesehatan Industri Kosmetik, Industri Makanan dan Minuman, dan sudah banyak juga yang diterima didunia Perbankan, dikarenakan lulusan Farmasi lebih sering didapatkan sebagai orang-orang yang terbiasa untuk teliti dan terlatih serta tekun. Dari sini lah bisa kita lihat bagaimana sesungguhnya peluang seorang lulusan Farmasi untuk mendapatkan lapangan “pekerjaan” sekaligus mengabdi diri kepada Masyarakat, tidak hanya sekedar pada satu tempat akan tetapi lebih luas dari itu. Maka di sini lah perlunya sosialisasi kepada Masyarakat umum tentang pentingnya kehadiran seorang Farmasi yang sesungguhnya juga punya andil penting dan tanggung jawab dalam bidang Kesehatan. Karena dari kalangan Masyarakat umum yang belum banyak mengenal apa itu sebenarnya ilmu Farmasi. Tak hanya sebagai pendamping Dokter untuk penanggung jawab obat-obatan untuk pasien semata. Dan semoga dari artikel ini bisa menambah minat terutama kalangan muda untuk masuk studi kefarmasiaan, dikarenakan lulusan Farmasi di Pulau Bangka khususnya, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung umumnya untuk kuliah di jurusan Farmasi itu sangat kurang.
Sebagai gambaran penulis menyampaikan prospek kuliah di jurusan Farmasi itu sangatlah terbuka kita untuk menjadi seorang Apoteker. Tentu perjalanan waktu masih jauh karena ada proses perjalanan studi yang harus kita tempuh untuk menjalani tantangan sesuai dengan keinginan dan kemampuan yang kita idamkan. Misalnya untuk menjadi Apoteker, maka kita harus menempuh Pendidikan dari D3 Farmasi ke S1 Farmasi dengan harus memegang predikat gelar Sarjana Farmasi ( S. Farm ) dan lantas harus mengambil studi Apoteker untuk bisa menjadi Apoteker yang diakui ( Apt ) dan membuka praktek. Apoteker adalah orang yang memiliki dasar Pendidikan dan Keterampilan dibidang Farmasi serta diberi wewenang dan tanggung jawab untuk melaksanakan aktivitas kefarmasian. Dimana tugas utamanya adalah menurut UU Kesehatan, No. 36. Tahun 2009, yang meliputi “ pembuatan termasuk Pengendalian Mutu Sediaan Farmasi, Pengamanan, Pengadaan, Penyimpanan, Pendistribusian Obat, Pelayanan Obat Atas Resep Dokter, Pelayanan Informasi Obat serta Pengembangan Obat, Bahan Obat dan Obat Tradisional “. Dan menurut UU Kesehatan tersebut seorang Apoteker di alamatkan pada kebutuhan Masyarakat luas dan sekaligus untuk pasien serta individual. Kemajuan Industri Kesehatan saat ini, khususnya Farmasi tentunya tidak terlepas dari peran para Apoteker melalui pelayanan kefarmasiannya. Perannya tidak sebatas memenuhi permintaan pasien terhadap “ketersediaan obat”, akan tetapi ada peran penting Apoteker dalam melayani Masyarakat dibidang kefarmasian. Dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian seorang Apoteker harus memiliki kompetensi yang memenuhi standar. Dimana standar kompetensi yang harus dimiliki Apoteker Indonesia, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.HK.01-07/MENKES/13/2023 tentang Standar Profesi Apoteker terdiri dari enam area kompetensi yang disusun berdasarkan peran, fungsi, tugas dan tanggung jawab dalam praktek kefarmasian. Keenam area kompetensi tersebut meliputi : Kerja yang Profesionalisme, Mawas Diri dan Pengembangan Diri, Berkomunikasi Aktif, Mampu Memanfaatkan Ilmu dan Teknologi Farmasi, Ilmu Biotik Dasar, Ilmu Humaniora, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Mampu Melakukan Prosedur Farmasetik / Klinis, serta Mampu Menerapkan Praktek Kefarmasian. Tentu ini menjadi tantangan sendiri yang nantinya akan menjadi seorang Apoteker yang harus terbiasa melakukan pelayanan dengan metode “konvensional” seperti menghitung stok fisik obat-obat secara manual, namun dengan adanya transformasi digital, mau tak mau harus mengikuti segala perkembangan di industri Farmasi. Jika tidak, maka akan tertinggal dan akan disebut tidak mengikuti standar mutu layanan yang ada.
Demikian lah artikel singkat penulis sampaikan kepada pembaca untuk menambah ilmu dan wawasan mengenai informasi dunia kefarmasiaan dan Apoteker karena “hidup adalah pilihan” dan salah kita mengambil “pilihan” maka resikonya akan di rasakan seumur hidup. Yang pasti lulusan Farmasi memiliki prospek kerja yang cerah karena banyak peluang kerja menanti lulusannya selain dibagian Kesehatan yang membidangi obat-obat, Kesehatan Industri Kosmetik, Industri Makanan dan Minuman, Perbankan, dan lain sebagainya, kemudian berharap menjadi seorang Apoteker Impian yang terindah. Semoga informasi di atas bisa membantu untuk mengenal lebih dekat kuliah di jurusan Farmasi. Akhir kata penulis menyampaikan permohonan maaf dan kepada Allah penulis memohon ampun. Sekian dan Terimakasih.

Exit mobile version