Oleh : Rusmin Sopian
Bekaespedia.com _ Dalam sebuah obrolan di grup WhatsApp, tiba-tiba tertulis kata ” Ngerapek “.
” Ngerapek”?
Kata dari mana itu? Bahasa khas daerah mana kah?
Kata Ngerapek adalah frasa dalam bahasa Bangka. Diartikan sebagai omong kosong.
Selain kata ” Ngerapek” untuk sebutan bagi orang yang omong kosong, ada pula kata ” Ngerahul” yang bisa dimaknai sebagai sebuah omongan yang mengada-ada.
Ada pula orang yang omong besar disebut sebagai ” Kelakar Gebeng” atau omong besar.
Kawan saya jurnalis hebat dari Mendo Barat, Datuk Iksan Mokoginta menyebut frasa ” kelakar gebeng” dengan ” asak ngempos”. Asal ucap. Asal sebut. Ngeri.
Sebagai orang tua, kita terkadang tidak bisa ” sekenek-kenek ” ( seenak perut) mengucapkan sesuatu kepada istri dan anak kita. Apalagi soal janji kepada putra-putri kita. Bisa-bisa kita dianggap anak kita sebagai orang tua yang ” Ngerapek “. Asak Ngempos. Banyak omongan ngerahul-nya. Banyak kelakar gebengnya.
Apalagi kalau orang tersebut diamanahkan rakyat sebagai pemimpin publik. Perkataan orang yang mengemban amanah publik itu di arsip publik. Diingat warga. Terpatri dalam otak khalayak ramai. Bisa dicari di google. Ada rekam jejaknya.
Tak heran bila ada pemimpin terkadang disebut publik sebagai Pemimpin Ngerapek. Ucapan kata-katanya tidak tegak lurus dengan perbuatannya. Narasinya tidak sesuai yang apa yang dilakukannya. Berbanding terbalik antara ucapan dengan perbuatannya.
Ada pula yang disebut publik ” kelakar gebeng ” karena pernyataannya yang terlalu besar dan wah. Tidak sesuai dengan realita yang terlihat.
Ngomong-ngomong soal kata ” Ngerapek, ngerahul , dan kelakar gebeng ” yang merupakan kata khas Bangka ini, apakah sudah masuk dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia?
Yo kite…
Maksudnya yo kite jangan ” Ngerapek, Ngerahul dan Kelakar gebeng”.
Toboali awal Agustus 2024.