Oleh: Yoelch Chaidir
Sudah tiga malam Wati dihadiahi mimpi yang sama didatangi oleh seorang nenek tua dengan mengenakan baju kebaya dan bersarung serta rambut yang dipasang konde dengan lembut meminta agar jembatan kayu yang hanyut beberapa hari yang lalu akibat banjir di wilayah Rawabangun Toboali segera dipasang kembali sebab itulah jalan satu-satunya sang nenek dan keluarganya untuk melintas ke seberang aliran sungai.
Wati menceritakan perihal mimpinya tersebut kepada sang suami yang pagi itu asyik memainkan hp dengan secangkir kopi dan sebungkus rokok di hadapannya terlihat bersandar di teras depan rumah.
“Bang,” panggil Wati kepada Iswar yang tanpa menoleh hanya mengiyakan panggilan sang istri.
“Saya sudah tiga malam ini mimpi didatangi nenek cantik agar kita membangun kembali jembatan yang hanyut saat banjir minggu kemaren bang,” sambung Wati serius membicarakan mimpinya kepada sang suami.
“Ya saya juga pernah mimpi melihat rombongan anak-anak berniat menyeberang sungai namun tidak bisa sebab jembatannya sudah hanyut,” sambung Iswar.
“Jadi gimana bang?” tanya Wati menimpali mimpi sang suami.
“Ya, nanti sore saya buatkan kembali jembatan yang hanyut kemaren. Saya sudah nelepon putra untuk bantu saya membuat kembali jembatan di belakang sebelah samping dari rumah kita ini sebagai sarana kita juga untuk lewat ke toko biar lebih dekat,’ sahut Iswar.
Sore itu dengan dibantu Putra, Iswar menyelesaikan jembatan kayu yang memang tidak begitu sulit untuk mengerjakannya sebab luas aliran sungai yang tidak seberapa lebar namun saat hujan turun air dari hulu sangatlah deras melewati aliran sungai yang bermuara di laut tanjung Ketapang tersebut.
Menurut kisah-kisah terdahulu memang jika jembatan atau pun jalan yang hanya setapak namun telah beberapa kali di lewati orang-orang untuk membawa mayat maka jangan sesekali untuk di tutup atau dibongkar sebab itu termasuk jalan usang yang menurut kepercayaan masyarakat bahwa jalan tersebut sering dilalui makhluk halus sebagai sarana untuk melintas.
Percaya atau tidak sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan manusia nyata terkadang para penghuni mahluk halus menyampaikan pesan lewat mimpi-mimpi kepada manusia agar bisa membantu dalam hal-hal tertentu.
Begitu pula dengan hal yang dialami Wati dan Iswar beberapa hari yang lalu saat jembatan yang berada di belakang rumah mereka hanyut oleh banjir.
Iswar dan Wati telah beberapa kali bermimpi agar segera membangun kembali jembatan yang menghubungkan kedua batas aliran sungai agar bisa dilewati.
Pelalu yang berarti jalan yang biasa dilalui atau dilintasi baik orang atau pun makhluk halus.
Barang Alus adalah sebutan untuk makhluk sakral yang tak nampak oleh mata dan hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang memiliki ilmu supranatural. (BP)*