Pemandik Puyo

Oleh: Meilanto

Umumnya, burung mandi air dengan menyelupkan kepalanya ke air kemudian dikebas-kebas dan sayappun aktif dikepak-kepakkan. Mandi burung juga sering disematkan kepada manusia yang mandinya tidak sempurna alias hanya membasahkan kepala, mencuci muka tanpa membasahkan seluruh tubuh.

Tapi tidak dengan burung puyuh. Burung puyuh biasa mandi tanah pada tanah kupur yang dikenal dengan nama pemandik Puyo. Pemandian burung puyuh pada tanah kupur terlihat tanah kupur yang acak-acakkan. Pemandian itu tidaklah besar hanya lebih besar sedikit dari tubuh burung puyuh. Saat mandi, burung puyuh mengepak-ngepakkan sayapnya sehingga tidak jarang ditemukan bulunya di tempat pemandian. Selain itu di sekitar pemandian juga sering ditemukan kotoran dan bekas telapak kakinya. Dari kotoran bisa diketahui apakah burung puyuh baru selesai mandi atau sudah lama. Jika kotorannya terlihat basah berarti burung puyuh baru selesai mandi dan jika kering berarti ia sudah lama pulang dari pemandian. Arah bekas telapak kaki disebut dengan pejalen. Dengan berbekal bekas telapak kaki itu bisa diketahui arah datang dan pulang burung puyuh sehingga memudahkan untuk memasang repas (jebakan). Biasanya burung puyuh akan mengulangi pemandiannya tiga kali sehari yaitu pagi, siang dan sore. Jika hujan, pemandian burung puyuh akan rusak terkena air hujan. Ia akan mandi lagi jika sudah panas.

Burung puyuh termasuk burung yang bersarang ditanah dan lebih banyak hidup di tanah. Maka tidak heran jika di kebun, burung puyuh terbang tidak jauh dari kaki yang hendak terinjak. Biasanya jika hal itu terjadi, burung puyuh akan terbang sangat jauh karena dalam keadaan terkejut.

Pemandik puyo

Burung puyuh berwarna putih campuran hitam dan coklat. Pada bagian dada berwarna kuning sedikit orange. Berparuh kuning sebagai ciri khas pemakan biji-bijian, serangga dan buah-buahan. Berkaki kuning dengan tiga jari ke depan satu ke belakang.

Para pembaca bisa masang repas? Ayo masang repas!

Exit mobile version