Pemimpin, Narasi dan Baliho

Ilustrasi (Sumber : Kompasiana.com)

Oleh : Rusmin Sopian

bekaespedia.com_ Pandangan mata kita sebagai rakyat Indonesia, akhir-akhir ini sangat termanjakan dengan hadirnya beragam penampilan para pemimpin yang tampil dalam bentuk bentuk baliho yang terpampang di sepanjang ruas jalan di negeri ini.

Penampilan penuh kegagahan yang diperlihatkan pemimpin di media ruang luar ini dengan foto ini disertai pula dengan slogan-slogan yang sangat menggetarkan dan menggelorakan jiwa kita yang memandang baliho itu.

Tagline yang diusung pada media baliho itu sungguh-sungguh sangat membiuskan dan mengobarkan semangat untuk hidup yang sejahtera.

Bahkan untuk memperkuat isi tagline dalam baliho supaya tampilan menjadi lebih bernas dan bermakna diornamen dengan foto pembangunan, Fenomena ini sah-sah saja.

Selain bisa menjadi ornamen kota, pemasangan baliho pemimpin diruas jalan sebagai usaha untuk mendekatkan diri dengan rakyat dan presentasi keberhasilan program yang telah diaplikasikan pemimpin yang mendapat amanah suci dari rakyat.

Proyek pencitraan yang digelindingkan lewat media ruang luar ini memang terkesan bentuk pencitraan diri dari seorang pemimpin kepada publik bahwa sebagai seorang pengemban amanat rakyat, pemimpin seolah-olah peka terhadap kehidupan rakyat dan berjuang untuk kepentingan rakyat dan kesejahteraan rakyat.

Proyek pencitraan yang disebarkan ke ruang publik ini, seolah-olah menggambarkan bahwa dirinya sebagai seorang pemimpin telah berjuang dan bekerja untuk kebahagian masyarakat yang dipimpinnya.

Pada sisi lain, sebagai manusia, seorang pemimpin kadang lupa diri dan alpa dengan keinginan yang tulus dari rakyat yang memilihnya di TPS dengan ikhlas.

Rakyat kini makin cerdas dan pintar.
Rakyat tidak gampang tergoda dan terbuai dengan beragam slogan dengan diksi yang membiuskan hati yang membacanya.

Rakyat tidak mudah terkecoh dengan moto indah yang tertulis di baliho pemimpin.
Rakyat tidak gampang tergiur dengan diksi-diksi indah yang puitis di baliho.

Rakyat hanya perlu sebuah pembuktian yang mampu mensejahterakan kehidupan mereka sebagai pemegang kekuasaan tertinggi di negeri ini.

Rakyat butuh realita dan realisasi nyata dari pemimpin untuk mereka rasakan dan nikmati produk pembangunan.

Bukan lewat slogan, moto dan diksi-diksi puitis yang cuma memanjakan mata dan memuaskan kegelisahan sementara saja tanpa mampu mengeskalasi derajat hidup rakyat dan kesejahteraan masyarakat.

Alangkah eloknya, ketika sebagai rakyat kita bisa menikmati media ruang luar yang berposekan pemimpin yang menggelorakan spirit ANTI KORUPSI dan mengoperasionalkannya dengan serius dalam bentuk nyata.

Dan alangkah indahnya, suatu saat kita sebagai rakyat mendapati media ruang luar dari pemimpin menyatakan SIAP MUNDUR dari kursi Pemimpin bila gagal mengemban amanat rakyat dan gagal merealisasikan janji-janji manisnya saat kampanye.

Alangkah indahnya, pada suatu masa apa yang tertulis dalam baliho pemimpin yang tersebar di ruang publik itu adalah benar ternikmati oleh kita sebagai rakyat dan bukan sekedar penghias mata atau ornamen Kota.

Sebagai rakyat kita sungguh merindukan seorang pemimpin yang apa diucapkan sinkron dengan kenyataan.

Bukan pemimpin yang ingkar terhadap apa yang diucapkannya ataupun yang diungkapkannya lewat diksi-diksi puitis di media ruang luar.

Kita sebagai rakyat memang merindukan sosok pemimpin yang berpihak kepada nasib rakyat.

Dan kita sebagai rakyat Indonesia, tidak pernah merindukan pemimpin baliho dan hobi bernarasi, walaupun hanya dalam mimpi sekalipun.(DM)

Exit mobile version