Oleh : Asti Wulandari, Riska, Yogi Alif Agustina, Tri Nisa Utami Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bangka Belitung.
Lingkungan yang kondusif akan sangat mendukung kenyamanan proses pembelajaran yang dialami oleh siswa. Hal ini akan berdampak pada motivasi belajar dan minat serta pola pikir yang positif bagi siswa, sehingga akan tumbuh kesadaran untuk belajar lebih baik. Selain itu, lingkungan belajar yang kondusif juga akan berdampak kepada guru. Guru akan lebih termotivasi untuk mengajar secara optimal, karena merasa nyaman dengan lingkungan belajar.
Lingkungan kelas yang terkelola dengan baik memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kualitas proses belajar peserta didik di sekolah dasar. Kelas bukan hanya sekadar ruang fisik untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran, melainkan juga merupakan ruang psikologis dan sosial yang dapat mendukung atau menghambat tumbuhnya motivasi belajar, rasa aman, serta interaksi yang positif antar siswa.
Pengelolaan lingkungan kelas meliputi berbagai aspek, antara lain penataan ruang, kebersihan, pencahayaan yang memadai, ventilasi udara yang baik, pemilihan warna dinding yang sesuai, serta pengaturan tempat duduk yang fleksibel dan disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran. Ketika lingkungan kelas tertata rapi, bersih, dan diperkaya dengan elemen edukatif seperti pajangan hasil karya siswa, poster pembelajaran, dan sudut baca, hal tersebut dapat menumbuhkan rasa dihargai pada diri siswa serta meningkatkan semangat mereka dalam mengikuti proses belajar.
Selain faktor fisik, suasana emosional di dalam kelas juga berperan penting. Guru yang mampu menciptakan iklim kelas yang inklusif, ramah, dan mendukung, memberikan kontribusi besar terhadap perkembangan sosial dan kepercayaan diri siswa. Lingkungan belajar yang terbuka dan menghargai perbedaan dapat mendorong keterlibatan aktif siswa. Sebaliknya, kelas yang terlalu kaku, monoton, atau penuh tekanan cenderung menghambat partisipasi dan mengurangi minat belajar.
Pengelolaan lingkungan kelas sebaiknya dilakukan secara dinamis. Guru perlu terus mengevaluasi dan menyesuaikan pengaturan kelas sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Dengan demikian, kelas tidak hanya menjadi tempat untuk belajar, tetapi juga menjadi lingkungan yang mendukung tumbuh kembang siswa secara optimal, baik dari segi akademik maupun sosial-emosional.
Salmiah et al. (2021), menjelaskan bahwa pengelolaan kelas bertujuan untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif, menghilangkan hambatan dalam interaksi belajar-mengajar, menyediakan fasilitas belajar, serta membimbing siswa sesuai karakteristik mereka.
Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu proses interaksi belajar antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid yang lainnya. Berhasil tidaknya suatu interaksi proses pembelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari guru sendiri, siswa, fasilitas penunjang, maupun suasana proses interaksi pembelajaran tersebut. Lingkungan kelas berperan penting dalam keberhasilan pendidikan siswa.
Proses belajar mengajar dapat berjalan dengan optimal, jika semua faktor yang dalam proses belajar mengajar baik itu faktor internal maupun eksternal dapat berjalan dengan baik. Salah satu faktornya adalah lingkungan kelas, lingkungan kelas yang nyaman memudahkan peserta didik untuk berkonsentrasi. Siswa menghabiskan lebih banyak waktu dikelas dari pada dilingkungan sekolah yang lain, maka lingkungan kelas berpengaruh pada hasil akademik siswa. Lingkungan kelas akan berhubungan dengan proses belajar mengajar baik itu lingkungan fisik maupun nonfisik.
Lingkungan fisik kelas merupakan kondisi fisik ruang kelas seperti pencahayaan, ventilasi, bangku, ukuran ruangan, suhu ruangan, dan teknologi. Lingkungan yang nyaman mendukung proses belajar yang efektif dan meningkatkan hasil belajar siswa. Pengaturan seperti pencahayaan, tata letak furnitur, dan partisipasi siswa dalam menata kelas juga memengaruhi pengalaman belajar.
Lingkungan nonfisik kelas merupakan suasana atau iklim sosial dalam kelas, seperti kekompakan, kepuasan, demokrasi, dan suasana emosional. Lingkungan nonfisik yang positif membuat siswa merasa nyaman, bangga, dan termotivasi dalam belajar.
Adanya model lingkungan kelas menurut social learning, lingkungan (baik fisik maupun nonfisik) berpengaruh sebagai faktor eksternal dalam proses belajar. Interaksi antara guru dan siswa serta antara siswa menciptakan pola lingkungan kelas yang mendukung pembelajaran.Lingkungan kelas, baik secara fisik maupun nonfisik, memiliki pengaruh langsung terhadap efektivitas dan hasil belajar siswa. Dalam lingkungan yang nyaman dan kondusif, siswa dapat berkonsentrasi dengan lebih baik, memahami materi pelajaran secara optimal, serta memiliki antusiasme untuk mengikuti proses pembelajaran. Suasana yang mendukung ini juga dapat mengurangi tingkat stres atau kecemasan yang sering dialami siswa, khususnya pada tingkat dasar.
Salah satu indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan kelas adalah meningkatnya partisipasi siswa dalam pembelajaran. Mereka menjadi lebih aktif, responsif, dan mampu bekerja sama dengan teman-temannya. Sebaliknya, lingkungan kelas yang monoton, kaku, atau penuh tekanan dapat menyebabkan siswa pasif, enggan bertanya, bahkan menunjukkan perilaku yang mengganggu proses belajar.
Dalam perspektif pembelajaran sosial (social learning), lingkungan kelas dipandang sebagai salah satu faktor eksternal yang memengaruhi pembentukan perilaku dan pengetahuan siswa. Interaksi yang sehat antara guru dan siswa, serta antar siswa, akan menciptakan iklim belajar yang mendukung pembentukan karakter dan kemampuan sosial peserta didik (Safitri & Furqon, 2018).
Pengelolaan lingkungan kelas merupakan aspek penting dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa sekolah dasar. Baik lingkungan fisik maupun nonfisik memiliki peran yang saling melengkapi dalam membentuk suasana kelas yang mendukung proses pembelajaran. Guru sebagai pengelola utama kelas perlu memiliki kemampuan untuk mengatur ruang kelas secara optimal dan menciptakan suasana emosional yang positif, inklusif, serta demokratis.
Lingkungan kelas yang kondusif tidak hanya membantu siswa dalam memahami materi, tetapi juga menumbuhkan sikap positif terhadap proses belajar. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak yang terlibat dalam pendidikan dasar, khususnya guru, untuk terus melakukan evaluasi dan penyesuaian terhadap lingkungan kelas agar sejalan dengan kebutuhan dan perkembangan siswa.
DAFTAR PUSTAKA
Salmiah, S., Zainuddin, M., & Hasanah, H. (2021). Pengelolaan Kelas untuk Meningkatkan Efektivitas Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 8(2), 115–123.
Safitri, N., & Furqon, F. (2018). Pengelolaan Lingkungan Kelas dalam Mencapai Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi. Jurnal Manajerial, 17(1), 124-136. (BP)*