Opini  

Pentingnya Menulis Sejarah Lokal Bangka

Oleh: Suryan Masrin Pemerhati Sejarah Lokal dan Manuskrip Bangka

Sketsa penampakan Menumbing dari tengah laut tahun1850 an, by F. R. Kripping t. Blevu (?)

Sejarah adalah masa lampau atau juga sebagai pengalaman di masa lalu. Sedangkan lokal adalah penggambaran yang terjadi di sekitar atau dengan bahasa sederhana yang bukan termasuk kategori nasional. Sejarah lokal merupakan cerita atau kisah yang pernah terjadi di masa lampau baik yang berhubungan dengan fenomena nasional, internasional dan ataupun tidak. Sejatinya sejarah lokal itu sebuah peristiwa yang terjadi di sekitar kita di masa lampau. Disini tidak semua peristiwa yang terjadi di masa lampau akan menjadi sejarah lokal. Baik yang disajikan melalui tutur lisan maupun tulisan.

Menulis sejarah lokal merupakan sebuah upaya mengangkat dan mendokumentasikan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau yang belum terdokumentasikan dengan baik, apalagi jika hanya tutur lisan saja. Oleh sebab itulah pentingnya dilakukan penulisan sejarah lokal dengan pendekatan sejarah.

Pulau Bangka, yang kaya akan peristiwa-peristiwa penting yang pernah terjadi di masa lampau tentu menjadi penting pula untuk didokumentasikan secara baik, yakni dituliskan. Peran-peran yang sudah melakukan geliat ini sudah dimulai dari abad 19, yang juga sering acapkali menjadi rujukan bagi penulisan tema-tema yang berkaitan dengan pulau Bangka. Masa kepemimpinan pulau Bangka dipimpin oleh Temenggung Kerta Negara I (TKN I) Muhammad Arifin, yang sebagai penulis/penyalin naskah tentang sejarah di pulau Bangka. Kemudian dilanjutkan oleh TKN II Abang Muhammad Ali yang merupakan menantu dari TKN I. Lalu di awal abad 20 dilanjutkan dengan Raden Ahmad dan Abang Abdul Djalal, serta Raden Muhammad Arifin (membuat silsilah keturunan Wan Abdul Hayat di pulau Bangka).

Setelah ini, kemudian muncullah nama-nama lain yang juga ikut berjasa mempublikasikan sejarah lokal Bangka, yakni ada Hamidah, Husnial Husin Abdullah, A.A. Bakar, Zulkifli Harmi, Abdullah Idi, Akhmad Elvian, Ali Usman, Subri Hasan, Rusydi Sulaiman, Tengku Sayyid Deqi, Thomas Sunlie Alexander, Bambang Haryo Suseno, Ihsan Mokoginta Dasin, Meilanto, Suryan Masrin, tim Penulisan Kapita Selekta Budaya Bangka, tim Penulisan Kapita Selekta Penulisan Sejarah Lokal, dan lain sebagainya.

Di sini, penulis memang hanya menulis geliat nama-nama penulis lokal saja yang diketahui. Walaupun sebenarnya yang menuliskan sejarah lokal Bangka juga ada yang berasal dari luar Bangka. Begitulah pentingnya menulis sejarah lokal Bangka agar diketahui oleh generasi kini dan akan datang, karena jika hanya mengandalkan tradisi lama orang Bangka yang hanya pada tutur lisan, maka lambat laun akan hilang.

Semoga kedepan semakin banyak generasi pecinta dan penulis sejarah lokal yang muncul. Sehingga sejarah lokal Bangka semakin kaya dan berwarna, serta mewarnai Nusantara.

Mentok, 10 Agustus 2023

Exit mobile version