Oleh: Yoelch Chaidir
Dibalut gelapnya mendung dan sambutan kilat serta petir seakan menandakan ketidakberpihakannya alam akan kehadiran mereka.
Bergegas Aidil mengambil batu-batu yang diselipkan di kantongnya lalu melemparkan ke arah bebatuan di pinggir pulau kelasa.
Lama dia termangu membayangkan mimpi siang itu. Dan mengajak sabahatnya untuk segera pergi meninggalkan pulau menggunakan perahu bermesin tempel.
Dengan tanpa membuahkan hasil apapun yang sebagai target dengan persiapan yang dianggap telah matang untuk mengambil sarang walet yang berada di dalam Goa pulau Kelasa.
Dalam perjalanan pulang ditengah hantaman ombak laut Aidil menceritakan mimpi yang baru saja ia alami disaat pulasnya tidur akibat lelahnya berpetualang memasuki goa Pulau Kelasa dengan mengarungi air berjalan dari perahu hingga sampai ke Pulau Kelasa.
“Tahu nggak siapa penunggu goa tadi?” tanya Aidil kepada Adi.
“Kan kita sudah jelas melihat dengan mata kepala kita masing masing,” jawab Adi yang terbelalak melihat apa yang sebelumnya belum pernah ia lihat.
“Ya betul tapi tadi dalam mimpi ular besar yang ada di dalam goa berubah wujud menjadi seorang perempuan setengah tua dengan wajah yang buruk meminta aku untuk mengembalikan beberapa batu seukuran biji salak yang aku selipkan di kantong, jika tidak maka perempuan itu akan membalikkan perahu kita,” sambung Aidil kepada Adi.
Memang benar dengan menggunakan sorotan lampu senter yang mereka bawa, Aidil dan Adi jelas melihat seekor ular seukuran pohon kelapa dengan badan melingkar dan kepala tegak serta sorot mata yang tajam memerah tanpa berkedip menghentikan langkah mereka untuk masuk lebih dalam ke dalam goa Pulau Kelasa.
Adi merinding sambil mengarahkan laju perahu dan menaikkan gas mesin mendengar mimpi yang dialami Aidil saat tertidur pada lantai buritan perahu siang itu.
Jangankan untuk mengambil walet yang sudah terlihat jelas banyak di dinding goa Sementara batu yang diselipkan Aidil saat perjalanan menuju perahu tadi pun tidak direstui penunggu pulau Kelasa untuk dibawa pulang.
Pulau Kelasa, juga dikenal sebagai Pulau Gelasa, berada di Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, dipastikan menjadi lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia.
Proyek ini digadang-gadang akan menjadi tonggak sejarah baru dalam pemanfaatan energi bersih di Tanah Air.
Pulau Kelasa adalah pulau kecil dengan luas 220,83 hektare, yang terletak di sisi timur Pulau Sumatra.
Pulau Kelasa, yang juga dikenal sebagai Pulau Gwlasa adalah salah satu pulau kecil di gugusan Kepulauan Bangka Belitung ternyata menyimpan misteri dengan penunggu perempuan setengah tua yang menjelma dalam bentuk seekor ular besar.
Masih banyak hal misteri yang perlu dibuktikan kebenarannya oleh masyarakat Bangka Belitung yang biasanya suatu daerah terdapat kuncen atau juru kunci untuk menjaga keasrian dan kearifan lokal suatu daerah.
Bagaimana dengan daerah Anda?
Misteri apa yang harus diangkat dan dibuktikan kebenarannya? (BP)*