Penyebab ATS dan Solusinya

Oleh Rudiyanto, S.Pd.,Gr

Guru Pendidikan Agama Islam SDN 9 Airgegas, Bangka Selatan

Data anak tidak sekolah (ATS) di Indonesia masih cenderung sangat tinggi. Akibatnya, kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia masih terbilang cukup rendah dibanding dengan negara-negara tetangga lainnya. Berdasarkan data World Talent Ranking (WTR) tahun 2024, SDM Indonesia berada pada ranking 46 dunia dibawah Singapura dan Malaysia.

SDM merupakan kunci terpenting dalam membangun sebuah peradaban bangsa. Tanpa SDM yang memadai, maka sebuah negara tidak akan pernah maju dan bisa berdaya saing. Oleh karena itu, upaya untuk menekan angka ATS demi mewujudkan SDM yang unggul sangat perlu dilakukan terutama oleh para pemangku kebijakan dalam hal ini pemerintah dikomandoi oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa, pemerintah telah mewajibkan setiap anak-anak Indonesia untuk dapat menuntaskan wajib belajar 12 tahun. Wajib belajar tersebut dimulai dari jenjang sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA). Namun fakta dilapangan, masih terdapat Jutaan ATS di Indonesia, baik putus sekolah, tidak melanjutkan ke jenjang sekolah berikutnya maupun tidak sekolah sama sekali.

Menurut hemat penulis beberapa faktor penyebab ATS di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut:

1. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi merupakan salah satu penyebab ATS di Indonesia. Angka kemiskinan di Indonesia masih cenderung tinggi. Anak-anak dengan latar belakang miskin bahkan fakir memilih untuk tidak bersekolah dan tidak menyelesaikan program wajib belajar 12 tahun dari pemerintah. Dengan demikian, para stakeholder pendidikan hendaknya dapat mengantisipasi dan menangani kasus-kasus ATS dengan kendala faktor ekonomi

2. Minimnya Support dari Orang Tua dan Keluarga

Keluarga menjadi faktor penting dalam menunjang keberhasilan pendidikan anak. Tanpa dukungan orang tua dan keluarga, maka anak-anak di Indonesia tidak akan pernah mengenyam bangku pendidikan dan tidak akan menyelesaikan wajib belajar 12 tahun

3. Akses Pendidikan yang Terbatas

Akses pendidikan yang sulit dan terbatas menjadi salah satu faktor penyebab ATS terjadi. Kasus seperti ini biasanya terjadi pada daerah-daerah 3T. Permasalahan-permasalahan tersebut seperti akses pendidikaan yang jauh dan sulit dijangkau, infrastruktur pendidikan yang tidak mendukung dan lain sebagainya

4. Pergaulan Bebas

Pada era perkembangan globalisasi dan kemajuan Teknologi, Informasi dan Komunikasi (TIK) seperti yang kita rasakan pada saat ini, turut mempengaruhi perilaku anak. Anak-anak yang tidak dapat mengontrol kemajuan zaman tersebut terjerumus kepada pergaulan bebas yang melanggar norma-norma. Perbuatan tersebut seperti minum minuman keras, perzinahan, narkoba dan lain sebagainya. Dengan demikian anak-anak yang terjerumus dalam pergaulan bebas tersebut terancam di drop out (DO) atau putus sekolah.

Beberapa solusinya yang dapat dilakukan oleh stakeholder dalam dunia pendidikan untuk mencegah dan menangani ATS adalah sebagai berikut:

A. Memperbanyak Program Beasiswa & Memperkuat Kemitraan

Salah satu solusi untuk mencegah dan menangani ATS adalah dengan memberikan program bagi anak-anak yang kurang mampu serta memiliki kemauan belajar yang tinggi. Selain itu, stakeholder dunia pendidikan juga hendaknya dapat bekerjasama lintas sektoral untuk membantu dan menekan angka kemiskinan terutama pada keluarga yang memiliki anak yang sedang bersekolah

B. Melakukan Sosialisasi Secara Masif

Stakholder pendidikan dapat melakukan sosialisasi secara masif terkait dengan pentingnya sekolah, wajib belajar 12 tahun, pentingnya peningkatan kualitas SDM dan lain sebagainya

C. Membangun Infrastruktur yang Memadai

Salah program asta cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dalam dunia pendidikan adalah peningkatan kualitas SDM melalui pembangunan sekolah rakyat dan sekolah garuda. Sekolah rakyat diperuntukkan bagi anak-anak Indonesia yang memiliki latar belakang miskin ekstrem. Sedangkan sekolah garuda merupakan sekolah yang diperuntukkan bagi anak-anak Indonesia yang memiliki kecerdasan diatas rata-rata. Oleh karena itu, stakeholder dalam dunia pendidikan hendaknya dapat mengawal program tersebut hingga berhasil dan berkeadilan. Selain itu, anggaran pendidikan dalam RABN tahun 2025 ini mengalami kenaikan secara signifikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

D. Memperkuat Program Pendidikan Karakter

Program pendidikan karakter merupakan program yang sangat penting dalam mewujudkan anak-anak yang berakhlak dan ber etika serta merupakan salah satu upaya agar anak-anak tidak terjerumus pada pergaulan bebas. Program pendidikan karakter tersebut seperti pembiasaan disiplin positif, praktik baik, sosialisasi, peningkatan religiusitas dan lain sebagainya

D. Meningkatkan Kualitas Guru dan Tenaga Kependidikan

Kualitas guru dan tenaga kependidikan merupakan salah satu kunci utama untuk meningkatan SDM yang unggul. Selain itu, kehadiran guru dan tenaga kependidikan yang profesional memilki peran penting untuk menekan angka ATS di Indonesia

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *