Oleh : TRIY AYU SUSILOWATI (Guru di SMA Negeri 1 Simpang Teritip)
Bekaespedia.com_Di era globalisasi, setiap individu harus memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan yang berkualitas. Salah satu jembatan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Dengan adanya pendidikan, maka sumber daya manusia akan lebih bermanfaat bagi dirinya maupun masyarakat.
Menurut KBBI pendidikan adalah proses mengubah sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara dan pembuatan mendidik. Proses dalam pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses, dan output. Input merupakan peseta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar. Proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar. Sedangkan, output merupakan hasil dari proses yang telah dilaksanakan. Proses pendidikan dialami secara terus menerus dari penyesuaian hingga pencapaian yang lebih tinggi bagi makhluk manusia berkembang secara fisik dan mental. Oleh karena itu, proses pendidikan adalah manifestasi intelektual, emosional, dan kemanusiaan dari manusia. Dari proses pelaksanaan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi.
Pendidikan adalah komponen penting yang harus dimiliki oleh setiap individu karena pendidikan merupakan bekal diri dalam menghadapi dunia sosial atau bermasyarakat. Keberadaan pendidikan merupakan salah satu upaya untuk memperoleh pemahaman ilmu pengetahuan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional mempunyai tujuan mengembangkan potensi individu (peserta didik) agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab. Selain itu, pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat mempermainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan datang.
Pendidikan dapat juga diartikan sebagai warisan sosial yang merupakan kombinasi dari perkembangan dan pertumbuhan individu dalam membentuk hati nurani. Proses sosial dalam pendidikan adalah lingkungan yang terorganisir seperti rumah dan sekolah. Pendidikan di sekolah dapat diperoleh dengan melibatkan peran penting seorang guru, sedangkan pendidikan di rumah tidak terlepas dari peran orang tua. Hal tersebut, jelas mampu memengaruhi individu atau seseorang untuk mengembangkan kecakapan sikap dan perilaku dalam diri sendiri dan bermasyarakat.
Lingkungan pendidikan pertama seorang anak adalah keluarga dan orang tua. Artinya orang tua mempunyai kewajiban dalam mendidik dan memenuhi kebutuhan, serta memberikan dukungan kepada anak-anaknya untuk meraih cita-citanya. Keluarga dan orang tua merupakan taman pendidikan pertama, terpenting, dan terdekat yang dapat dinikmati oleh seorang anak. Keluarga dan orang tua adalah lembaga sosial yang bertanggung jawab untuk membentuk kepribadian seorang anak sejak dini. Tugas utama keluarga dan orang tua adalah memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial anak-anaknya yang mencakup perawatan, pembibingan, dan perkembangan kepribadian. Pendidikan dalam keluarga dan peran orang tua adalah pendidikan yang pertama dan utama. Kaidah ini, ditetapkan secara kodrati, karena orang tua ditakdirkan dan bertanggung jawab dalam mendidik anak dan mendukung pendidikan bagi anak-anaknya.
Pentingnya dukungan orang tua dalam pendidikan anak tidak dapat diremehkan. Dukungan ini mencakup berbagai aspek, seperti dukungan emosional hingga dukungan praktis dalam belajar. Peran orang tua dalam memotivasi dan mengarahkan pendidikan sangat penting bagi anak, karena dari sebuah proses dalam pendidikan itulah akan menjadikan pola pikir anak semakin berkembang. Pendidikan merupakan suatu usaha manusia untuk membina kepribadiannya agar sesuai dengan aturan-aturan yang ada di dalam masyarakat dan menjadi manusia yang mempunyai pemikiran bijak. Orang tua merupakan pendidik pertama bagi anak-anaknya dan mempunyai tanggung jawab besar dalam membimbing dan memotivasi anak-anaknya untuk bersekolah dari tinggat dasar, menengah hingga perguruan tinggi.
Beberapa alasan mengapa dukungan orang tua penting bagi pendidikan anak di antaranya adalah; Pertama, motivasi dan dukungan emosional. Orang tua yang memberikan dukungan kepada anak dapat membantu meningkatkan motivasi anak dalam belajar seperti; memberikan pujian, dorongan, dan perhatian yang positif. Hal tersebut dapat membantu anak merasa percaya diri dan termotivasi untuk mencapai kesuksesan akademiknya. Kedua, pembentukan karakter atau kebiasaan. Orang tua mempunyai peran penting dalam membantu membentuk karakter positif anak. Melalui komunikasi terbuka dan pengawasan yang baik, orang tua dapat mengajarkan pentingnya pendidikan, kerja keras, disiplin, dan tanggung jawab kepada anak-anaknya. Kebiasaan-kebiasaan yang baik termasuk kebiasaan belajar yang ditanamkan orang tua kepada anak akan melekat dan berlanjut sepanjang hidup. Ketiga, orang tua sebagai guru. Orang tua adalah guru bagi anak ketika berada dalam lingkungan keluarga. Oleh karena itu, pengajaran, dukungan dan motivasi orang tua sangat diperlukan dalam pendidikan anak.
Salah satu peran orang tua kepada anak-anaknya adalah sebagai motivator. Motivator atau pendorong merupakan penggerak untuk melakukan suatu pekerjaan yang dapat berasal dari dalam yaitu dari hati sanubari, dan dari luar misalnya orang tua, guru, teman-teman, dan anggota masyarakat di sekitarnya. Motivasi adalah suatu proses untuk menguatkan perbuatan dalam memenuhi kebutuhan atau tujuan terhadap suatu keadaan dan kesiapan diri individu, serta mendorong tingkah lakunya untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi yang diberikan orang tua untuk menyelesaikan pendidikan dasar dan menengah serta melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi adalah hal penting untuk dilakukan. Ketika anak telah menyelesaikan pendidikan menegah atas, peran orang tua adalah memotivasi atau mendorong anaknya agar dapat melanjutkan ke perguruan tinggi. Karena, motivasi dari guru tempat anak menyelesaikan pendidikan saja tidak cukup.
Selain materi, peran penting orang tua adalah menjadi pendorong secara psikologis bagi anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Anak-anak yang telah menyelesaikan pendidikan menengah terutama Sekolah Menengah Atas, harus didorong dan diberikan wawasan tentang pentingnya melanjutkan ke perguruan tinggi. Ketika di sekolah guru telah memberikan motivasi kepada peserta didiknya sebagai pendorong eksternal. Maka, orang tua sudah seharusnya menguatkan dan terus memberikan dorongan, serta dukungan kepada anaknya agar lebih bergairah melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi. Namun, pada kenyataannya meski berada di lingkungan yang telah modern, di beberapa daerah masih banyak orang tua yang berkeberatan anaknya melajutkan ke perguruan tinggi dengan berbagai alasan.
Ada beberapa alasan yang sering diungkapkan orang tua ketika tidak menginginkan atau mendukung anaknya melanjutkan perguaruan tinggi antara lain; faktor kondisi sosial, ekonomi orang tua, kondisi anak, dan prestasi anak. Alasan-alasan tersebut merupakan salah satu indikator kenapa masih banyak orang tua yang tidak menginginkan anaknya melajutkan sekolah setelah menyelesaikan pendidikannya di sekolah menengah. Hal ini sebenarnya lebih mengacu pada tingkat pemahaman orang tua tentang betapa pentingnya anak melanjutkan ke perguruan tinggi untuk mendewasakan diri dalam kehidupannya.