Oleh: Nayla Inara Febria (SDN 5 Koba)
Di sebuah desa kecil di dalam hutan yang lebat, hiduplah seorang anak perempuan yang bernama Navya. Navya anaknya ceria, cerdas, dan suka berimajinasi. Hari itu saat Navya sedang bermain di dekat area rumahnya. Ia menemukan sebuah pintu kuno di balik semak-semak yang berwarna hitam kecoklatan, karena Navya penasaran dengan apa yang ada di balik pintu kuno itu, ia pun memutuskan untuk memasuki pintu itu. Tanpa ragu, dengan perlahan Navya membuka pintu kuno itu. Saat pintu itu sudah terbuka Navya pun mengijakkan kaki kanannya untuk masuk, namun berbeda dengan kaki kirinya, saat Navya sedang mengijakkan kaki kirinya untuk masuk, tiba-tiba ia terseret ke dalam pintu kuno itu.
Ternyata Navya terseret ke dalam dunia yang sangat indah yaitu dunia fantasi. Di dunia fantasi itu Navya disambut ramah oleh makhluk-makhluk yang ada di sana seperti Peri, Naga, dan Elf. Di sana langitnya berwarna-warni, awan-awannya seperti gelembung, sungai-sungainya mengalir dengan air berwarna emas dan perak, pepohonannya besar serta dihiasi lampu-lampu yang berwarna warni. Di sana juga Navya bertemu dengan gadis yang sangat cantik yang bernama Bulan.
Di sana Bulan mengajak Navya untuk berkenalan, ”Hai kenalin aku Bulan,” kata Bulan kepada Navya. ”Hai salam kenal Bulan, kenalin aku Navya,” jawab Navya. Setelah Bulan dan Navya berkenalan, Peri mengajak mereka untuk bermain. ”Teman-teman ayo kita bermain sambil berpetualangan!” ajak Peri. “Ayo, tapi kita mau bermain apa?” tanya Navya. “Oh iya, kata Peri kan bermain sambil berpetualangan, aku tau kita harus bermain apa?” ucap Elf. “Memangnya kita mau bermain apa, cepat jawab aku penasaran?” tanya Navya sekali lagi, karena rasa penasarannya sudah tak tertolong. “Iyaaa Navya, kita bermain mencari telur abadi yok!” jawab Elf. “Nah, ini yang aku maksud, kita bagi dua tim ya aku, Bulan dan Navya satu tim, kalian berdua satu tim oke, ayo kita mulai!” kata Peri. “Ayo!“ jawab serentak Naga, Elf, Bulan, dan Navya.
Saat tim Peri sedang mencari telur abadi di sekitaran hutan hijau, ternyata Naga dan Elf mengikuti dari belakang. ”Teman-teman, aku ngerasa kayak ada orang yang ngikutin kita,” kata Bulan. ”Coba aku lihat ke belakang,“ ucap Peri. Saat Peri melihat ke belakang ternyata ia melihat Naga dan Elf mengikuti mereka. ”Hehh Naga, Elf gak boleh main curang, kan permainannya berpencar,” tegas Peri. “Ish gitu aja pelit awas ya kalau kami dapat banyak, udah yuk Naga kita putar balik!” kata Elf. “Siap Elf,“ jawab Naga.
Di tengah perjalanan Navya melihat sebuah cahaya biru langit di balik semak-semak. ”Teman-teman apa tuh yang ada cahaya biru langit?” tanya Navya. “Navya itu telur abadi, cepat ambil, itu telur abadinya” perintah Peri. “Siap, aku ambil dulu,” jawab Navya. Ternyata saat Navya sedang berlari, Elf juga sedang berlari menuju semak-semak itu. Setelah sampai semak-semak itu, mereka juga mengambil telur itu berbarengan. ”Elf.. aku dulu yang melihatnya ini telur punya tim aku,” kata Navya sambil menarik-narik telur itu. ”lhh aku dulu!” ucap Elf. “Ya udah aku ngalah aja,” ucap Navya sembari berlari menuju timnya. ”Mana telurnya?” tanya Bulan. ”Udah di ambil Elf,” jawab Navya. “Ihh Elf geram bangett aku!” Sambung Peri.
Waktu pun sudah berlalu, akhirnya tim Peri sudah mendapat lima telur, sedangkan tim Elf baru mendapat satu telur abadi. ”Naga mengapa mereka sudah mendapatkan lima telur, sedangkan kita baru saja mendapat satu telur!” keluh Elf. “Ehh tapi Elf aku melihat dua cahaya yang berbeda di balik pohon tua itu, sepertinya itu dua telur abadi deh!” kata Naga. ”Manaa?” tanya Elf. “Ituu…” jawab Naga. “Itu ya, aku ambil dulu ya!“ kata Elf. Setelah melihat cahaya itu Elf pun langsung berlari menuju pohon tua itu. ”Wahh..benar kata Naga, di sini ada dua telur abadi,” ucap semangat Elf sembari berlari lagi menuju Naga. “Nagaa…. benar di sana memang ada telur,” ucap semangat Elf. “Benar kan..Naga gitu loh hahahaha!” jawab Naga sembari tertawa.
Waktu pun terus berlalu, saat itu kedua tim itu sudah merasa capek, kedua tim itu memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon. ”Teman-teman, kita istirahat dulu yuk di bawah pohon!” ajak Peri kepada Bulan, Navya, Elf, dan Naga. ”Ayo!” jawab mereka berempat serentak. Saat itu juga Elf dan teman-temannya merasa lapar. “Teman-teman ayo kita makan!” ajak Peri. “Hmm… tetapi di mana kita dapat memasak makanannya?” tanya Navya. ”Hahahahaha Navya…Navya ini di dunia fantasi Navya, bukan dunia nyatamu,” jawab Elf. “Navya kalau di sini kamu tidak perlu memasak makanan kamu tinggal menyebutkan makanan yang kamu inginkan!” sambung Bulan. “Oh kalau kayak gitu aku mau nasi goreng spesial,” kata Navya. ”Kalau aku mau cookies yang mungil seperti tubuhku,” kata Peri. ”Aku mau es batu,” kata Naga. ”Aku mau es krim,” kata Bulan. Setelah mereka menyebutkan makanan yang mereka inginkan tiba-tiba lima drone pun datang. ”Teet…teet.. bunyi lima drone itu. Setelah mereka mengambil makanan, satu-persatu drone itu pun langsung pergi, setelah kenyang mereka melanjutkan bermain.
Tak lama kemudian, ternyata kedua tim itu seri, tim Peri mendapatkan lima, tim Elf mendapatkan lima telur. ”Ya kita sama tim Peri seri nih, padahal aku maunya kita yang menang, bukan seri kayak gini!” kesal Elf. “Udah lah Elf, yang penting kita gak kalah,” kata Naga sembari mengelus pundak Elf. “Denger tu Elf, Naga aja gak marah, kamu cuma perkara seri aja marah,” kata Peri. “Iyaa Elf itu perkara kecil loh!” sambung Bulan. “Ehh…teman-teman kenapa telur-telur itu disebut telur abadi?” tanya Navya. ”Telur-telur itu disebut abadi karena jika telur-telur itu sudah diambil semua, telur-telur itu nanti muncul lagi, makanya disebut abadi,” jawab Bulan. “Oh, tapi telur-telur itu punya nama gak?” tanya Navya. ”Ih kamu nih Navya nanya terus aku sudah bosan mendengar kamu bertanya!” kata Elf karena sudah bosan mendengar Navya bertanya. “Kamu gak boleh kayak gitu Elf, kan Navya juga baru datang ke dunia ini,” kata Naga. “Mampus kena nasihat Naga, masih untung kamu tidak disemburkan api sama Naga,” kata Peri sembari menakut-nakuti Elf. “Ih kamu nih Peri,” kata Elf.
Tak lama di dunia fantasi itu sudah menunjukkan pukul lima sore, saat itu Navya dan teman-temannya sedang bercerita di bawah pohon. ”Teman-teman, telur-telur itu punya nama gak?” tanya Navya sekali lagi. ”Oh kalau itu aku tidak tau,” jawab Bulan. ”Oh!” sambung Navya. Di sana Navya sangat asik bercerita sampai tidak mau pulang ke dunianya tetapi ada yang mengganjal di hati Navya. Jika Navya tidak pulang ke rumah pasti Bunda dan Ayahnya mencari Navya ke mana-mana, gumam Navya di dalam hati. Setelah itu Navya langsung berpamitan kepada teman-temannya. ”Teman-teman, aku pulang dulu ya,“ kata Navya kepada teman-temannya. ”Kamu sudah ingin pulang ya hmm… tidak pa-pa lah jaga dirimu baik-baik ya!” kata Bulan. “Dadah teman-teman!” kata Navya sambil berlari menuju pintu kuno itu. Saat Navya sedang berlari ternyata Bulan mengikuti Navya sambil berteriak. ”Huhh..huhh. Navya….Navya…” teriak Bulan. ”Kenapa Bulan?” tanya Navya. ”Ini ambil satu telur yang kita dapatkan tadi, anggap saja ini oleh-oleh dari kami!” kata Bulan. “Makasih ya!” kata Navya.
Setelah berhadapan dengan pintu kuno itu Navya langsung memasuki pintu itu tanpa basa basi. Ya, pastinya ia terseret lagi namun ke dunia nyatanya, setelah sampai ternyata di sana sudah larut malam. Di sana juga Navya mendengar teriakan warga, ayah, dan bundanya memanggil namanya. Setelah mendengar teriakan itu Navya langsung mencari bundanya. Setelah bertemu dengan bundanya ia langsung memeluk bundanya. ”Brughh!” bunyi kuat Navya memeluk bundanya. ”Bun, ini Navya,” kata Navya. “Kamu dari mana saja nak?” tanya bundanya. Setelah itu Navya menceritakan yang ia alami tadi kepada ayah dan bundanya. Mendengar cerita yang diceritakan Navya bunda dan ayahnya tercengang dan percaya bahwa mitos tetntang pintu itu benar.
“Bagi Navya itu petualangan yang gak bakal Navya lupakan.”
Tulisan ini merupakan karya peserta Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) Tahun 2025 Tingkat Kecamatan Koba.