Sastra  

Tutur Manis Si Guru Manis “Tak Kenal Maka Tak Sayang”

Oleh : VIVI RAHMELIA

Tak kenal dirimu, jika tak kupandang

“Eh, Ibu tahu nama saya?”, respon seorang siswa ketika saya panggil namanya.

“Jelas dong, kan Ibu ngajar di kelasmu”.

Ia tersenyum tersipu.

Tak kenal maka tak sayang, demikianlah yg selalu saya sampaikan tiap memulai perkenalan di awal pembelajaran.

“Ah, Ibu bucin”, seringkali mereka protes demikian. Ya jelas tidak, bucin dg anak SMA mana asyik.

Sebetulnya bukan sekedar “sayang” seperti dlm benak mereka, tp harapannya dg saling mengenal akan tumbuh rasa saling ingin memperhatikan, memahami, bahkan bersemi rasa nyaman ketika berinteraksi. Apabila atmosfer demikian telah menyelimuti kelas, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran yg diharapkan akan tercapai sesuai dg target.

Sentuhlah siswa tepat di hatinya, dimulai dg menyebut namanya saat berbicara. Saya pernah menjadi siswa & ketika ada guru yg memanggil nama saya maka yg terlintas adalah, “Ya ampun, bapak/ibu ini mengenali saya!”. Saat itu jg muncul rasa senang, respek, merasa dihargai, bahkan percaya diri ketika berhadapan dg guru tsb yg turut berimbas pada meningkatnya motivasi belajar.

Sejujurnya siswa laki-laki lebih mudah dikenali ketimbang siswa perempuan. Alasannya, badge namanya terpampang nyata, potongan rambutnya lebih beragam, apalagi siswa laki-laki biasanya lebih ajaib sehingga menimbulkan kesan mendalam. Tapi bukan berarti siswa perempuan sulit dikenali. Yang berprestasi atau banyak sensasi pasti terpatri dalam hati Bu Vivi.

Pandemi membuat saya sulit mengenali nama, rupa, & karakter siswa. Pembatasan pertemuan fisik menyulitkan proses membangun ingatan apalagi menjalin ikatan emosi. Di masa “new normal” kondisi perlahan membaik, meskipun adanya kebijakan pembatasan PTM & penggunaan masker membuat saya seringkali menerka identitas siswa yg tersembunyi.

Tahun ini saya ingin lebih dekat dg anak-anak, mengenali mereka lebih baik, membersamai di kelas lebih sering, & berinteraksi lebih banyak di luar kelas. Semoga tahun ini berkurang panggilan² mendadak di tengah jam pelajaran & tugas lain² yg menyita waktu pembelajaran. Semoga anak-anak juga makin mengenali Bu Vivi tanpa perlu menyebutkan panggilan pengganti “Ibu Geografi”.(DM)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *