Api Di Hati Orang Yang Terdzalimi

H. Johan Muhammad Nasir, M.Pd

Oleh : H. Johan Muhammad Nasir, M.Pd (Kepala SMK Negeri 1 Pangkalpinang)

Bekaespedia.com _Alkisah seorang guru memukul muridnya. Adalah seorang Al-Ma’mun yang dipukul oleh gurunya dengan tongkat tanpa sebab. Maka Al Ma’mun bertanya,

“Kenapa engkau memukulku?.”

Guru menjawab, “diam”, dan tiap kali Al-Ma’mun menanyakannya, Gurunya menjawab, “diam!.”

Setelah dua puluh tahun berlalu.

Al-Ma’mun menjabat sebagai khalifah. Kemudian dia memanggil gurunya dan berkata kepadanya,

“Kenapa engkau memukulku ketika aku masih anak-anak? padahal aku tidak melakukan kesalahan ?

sang guru itu tersenyum dan bertanya,

“Belum lupakah engkau wahai Al-Ma’mun?

Al-Ma’mun menjawab,

“Demi Allah aku belum lupa.”

Kemudian sang guru menjawab,

“Perlu engkau tahu, bahwa orang yang terdzalimi tidak akan lupa. Jangan berbuat dzalim kepada siapapun, sebab kedzaliman itu bagaikan api yang tak padam dalam hati orang yang terdzalimi.”

Apakah boleh mendoakan buruk pada orang yang mendzalimi kehidupan kita?

Ada dua pilihan. Pertama, boleh. Kedua, tidak boleh.

Kalau pilihan kedua itu terdengar klise, sok bijak dan sok baik. Terkesan ingin menjadi manusia berhati malaikat, saya tak akan membahasnya.

Kadar sakit hati, kesedihan, kesusahan dan mudharat yang diakibatkan perbuatan dzalim seseorang dalam kehidupan orang lain tentu berbeda-beda.

Apa landasan yang dipakai untuk pilihan pertama? yakni kalam Allah dalam surat An-Nisa 148 Yang artinya “Allah tidak menyukai perkataan buruk (yang diucapkan) secara terus terang, kecuali oleh orang yang dizalimi. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

Jadi jika ingin menerapkan pilihan pertama, kita juga punya landas tumpunya. Tabaarokallah.

Senin,13 Mei 2024, di Pelataran Masjid Agung Kubah Timah oleh H. Johan Muhammad Nasir, M.Pd

Exit mobile version