Sastra  

I-Solusi Laut  Beriga

 

Karya: Sudarman

 

Begitu rumpak keindahan Tuhan di secarik nyala nila, gentong kehidupan nyata.

Kembung-kembung menari ria, menyapa amang-amang kita–

pengais pangan keluarga.

Bersama dalam canda tertawa, terbang menyelam ujung ekor Bangka, pesisir laut Beriga, hingga…

 

Apungan besi ninja menyerang–meludah diskusi mati.

Menyungkil sumber daya dari para dhuafa Solomon yang berjuang menafkahi anak istrinya, katanya…

 

T’rus apa daya kita? Selaku kaisar tertinggi, terlalu makmur tuk reboisasi.

Cukup eksplorasi, lalu dengarlah tawa sayat semesta, nyanyian dosa proklamasi.

 

Jeritan laut Beriga, dongeng pengantar tidur kaum insomnia– pahlawan negara api.

 

“Tidak, kita semua cari makan!” Kata penutur yang tidur ranjang emas berdinding belian bersarapan lada penderitaan alam,

diaminkan lewat bisik:

“Hai, laut Beriga…

Mana mungkin mereka tega merusak wajah anggunmu.

Tenanglah, mereka cuma me–ri–yas–mu kok!” Hibur si Pulus sambil merajuk kolong biru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *