Oleh : Yoelch Chaidir
Dingin masih merengkuh raga berselimut sunyi tanpa bunyi.
Hanya desahan nafas tanda bersemayam diri yang kekal tak berantara.
Ragu masih bersemayam pada hati di bayang bayang rindu tak mampu bertepi.
Hanya gulana memaksa untuk meredam dendam menepis seteru yang tak bersekutu.
Hingga kapan raga dan hati bertahan tanpa asmara yang menuntut waktu tiba.
Duhai sang jasad yang hanya patung dari tanah di aliri jiwa.
Duhai sang hati yang di tiupi ruh hingga mampu bertahan menunggu.
Penuhi kehendak Ilahi yang selalu pasti tak pernah mengingkari janji.
Insan insan pilihan mematikan diri sebelum mati.
Membaca diri dari diri sebelum membaca dengan qalam.
Semesta adalah guru yang nyata untuk mengenal sejati segala cinta.
Belum selesai kata-kata terucap lirih dari bibir mungil yang sedari tadi asyik membaca dan menghayati kata demi kata untaian dari sang pujangga yang telah lama diikuti Dewi pada salah satu media sosial dengan sedikit kaget Dewi tersentak saat mobil yang ditumpanginya terhenti sehingga membuat Dewi dan sebagian penumpang yang masih terjaga mengarahkan pandangan ke bagian kaca depan mobil sebuah bus yang pada malam itu tepat pukul 00.15 wib malam melewati sebuah daerah bekas perkampungan usang yang kini hanya tinggal puing puing pondasi yang di tumbuhi rumput rumput liar dan pohon pohon kayu yang telah besar menjadi sebuah belukar.
Hiruk pikuk penumpang bus rombongan wisata ke beberapa tempat yang ada di kabupaten tetangga dalam kegelapan yang hanya diterangi cahaya dari ponsel beberapa penumpang menambah suasana mencekam dalam bus malam itu.
Mesin mobil dan lampu serta merta mendadak mati total saat melintas rindangnya pohon bambu yang tak seberapa jauh dari tempat pemakaman umum sebuah desa di ujung perkampungan.
Dengan cekatan sang kernet menghampiri sopir yang telah beberapa kali telah mencoba untuk menghidupkan kembali mesin mobilnya.
“Gimana bang, mungkin kabel akinya lepas?” tanya sang kernet.
“Coba kamu cek,” jawab sang sopir sembari menyerahkan sebuah senter kecil kepada sang kernet.
Tak lama berlangsung sang kernet kembali setelah mengecek kabel aki pada sisi sebelah kiri bagian bawah mobil.
“Aman bang sudah saya cek cuma sedikit kendor,” tukas sang kernet “dan sudah saya kunci kembali.”
Namun beberapa kali dicoba untuk menstarter kembali mesin mobil dan menyalakan lampu mobil tetap hanya sia sia.
“Oooo…ada yang becanda rupa nya,” kembali sang sopir berkata pelan kepada sang kernet.
Perlahan sang sopir turun dari mobil seraya berkata lebih pelan.
“Izin numpang lewat Abuk ninek (kakek nenek) mohon jangan ganggu perjalanan kami. Kami dak ngusek ikak, ikak jangan ngusek kami aok!” (Kami nggak ganggu kalian, kalian jangan ganggu kami ya) dengan sedikit memohon dalam hati.
Lalu sang sopir melafazkan beberapa ayat suci yang pernah diajarkan oleh sang ayah saat berada di tengah hutan atau tempat tempat yang disinyalir penuh aura negatif.
Tak berselang lama sang sopir kembali masuk ke mobil dan dengan melafazkan Bismillah, atas izin sang penguasa semesta alam lampu mobil dan mesin mobil pun menyala kembali.
Para penumpang termasuk Dewi yang sedari tadi diam tanpa kata hanya bisa mengucap rasa syukur sebab mobil yang ia tumpangi kini telah kembali normal dan bisa melanjutkan perjalanam kembali.
Ternyata pengalaman dewi dan penumpang yang lainnya pada bus tersebut hanyalah bagian dari beberapa kisah yang nyata.
Pernah juga motor seorang pemuda sebut saja Yuhendra yang ketika melewati perkampungan usang tak jauh dari pemakaman umum tersebut tak mampu untuk melaju dengan sempurna walaupun gas telah habis ditarik namun motor terasa berat untuk berjalan.
Dengan tertatih ketika motor telah melewati perkampungan usang terasa sekali ada beban yang berkurang hingga motor melaju kencang membuat Yuhendra mengendorkan gas pada tangan kanannya.
Perasaan berkecamuk dalam diri Yuhendra membuat bulu kuduknya merinding spontan.
Dan tanpa pikir panjang Yuhendra melaju motornya seraya dalam hati membenarkan apa yang pernah diceritakan orang-orang tentang perkampungan usang yang bukanlah hal baru bagi masyarakat sekitar bahwa penghuni gaib sering melakukan hal-hal semacam itu.
Untuk menghindari hal-hal di luar kemampuan manusia biasanya ketika melewati perkampungan usang saat malam para sopir dan pemotor sering memainkan lampu untuk memberitahukan atau meminta izin penunggu perkampungan usang bahwa mereka permisi ingin melewati perkampungan usang tersebut.
Wallahuaalambissawaf, segala sesuatu atas izin Allah SWT semata sebagai penguasa jagad raya.
“Antara gaib dan nyata hanya terbentang tabir yang melebihi tipisnya kulit bawang,” ujar seorang bapak yang memang punya kemampuan lebih dari Allah SWT hingga mampu membuka mata batin seseorang untuk melihat sesuatu yang tak semua orang bisa melihat dengan nyata.
Wassalam, Toboali24052025.