” Makaseh ” Toboali 

Oleh Rusmin Sopian

Bekaespedia.com,- Toboali, Tanggal 25 Oktober 2024 yang lalu, Kota Toboali telah berusia 316 tahun.

Angka yang sangat tua . Seiring warisan peradaban lama yang ditinggalkannya untuk peradaban masa depan daerah dan bangsa ini.

Kegagahan Benteng Toboali menghiasi Kota Toboali. Seolah-olah menjadi penjaga Wisma Samudera dan kawasan lama yang menjadi simbol Pemerintahan Kota Toboali pada zamannya.

 

Kawasan Benteng Toboali ini dulunya digunakan sebagai kawasan Kantor Polsek Toboali.

 

Kawasan Wisma Samudera dan sekitarnya adalah jawaban dari perjalanan Kota Toboali sebagai pusat pemerintahan pada masanya.

 

Bangunannya yang istimewa Menjadi simbol perjalanan Kota Toboali. Tokoh-tokoh besar pernah berkunjung ke sini. Tidak terkecuali Presiden Pertama Indonesia Bung Karno.

Dimulai sebagai pusat Kecamatan hingga menjadi pusat Kewedanaan. Tempat Pembantu Bupati wilayah Bangka Selatan berkantor hingga menjadi ibukota Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2003.

 

Demikian pula dengan Gedung Nasional yang berada di jalan protokol Sudirman Toboali menjadi saksi semangat kegotongroyongan warga Toboali dan sekitarnya yang merupakan simbol masyarakat Indonesia.

 

Gudang Beras PT. Timah Wilasi Toboali seolah-olah menjadi simbol kesejahteraan warga Kota.

 

Puluhan mobil dari berbagai jenis, yang berjejer memenuhi garasi PT. Timah di depan Gudang Beras seakan-akan menjadi saksi kejayaan PT Timah pada masanya yang menjadi roda perekonomian masyarakat.

 

Di samping Gudang beras, depan Garasi PT Timah Wilasi Toboali berdiri gagah Kantor Koramil Toboali.

 

Warisan Kantor PT. Timah yang berada di Jalan Ahmad Yani yang dulu disebut sebagai Kantor Atas Toboali adalah bagian dari perjalanan bangunan-bangunan yang mengornamen Kota Toboali.

 

Jauh sebelum wisata pantai berkembang di daerah Bangka Belitung, pantai Batu Kodok yang terletak di belakang Wasrey Tanjung Ketapang itu telah menjadi tempat wisata pantai bukan hanya bagi warga sekitar Toboali, namun dari luar kota.

 

Saat penulis masih Sekolah Menengah Pertama ( SMP), sekitar tahun 80-an, sering kali melihat mobil Pownis parkir di areal Wasrey pada saat hari minggu dan hari libur. Membawa rombongan untuk berwisata ke Batu Kodok.

 

Tak terasa hari ini, Kota Toboali sudah memasuki usia ke -316 tahun. Sudah terlalu banyak yang diberikan Kota yang sering disebut sebagai Habang ini kepada kita sebagai warga yang menghuninya dan berkehidupan di sini.

 

Toboali adalah ‘ Hun Plaben ” kita mengutip narasi Pamong budaya Bangka Selatan. Tempat besar bagi kita. Rumah kita sebagaimana lirik lagu dari Grup rock legenda God Bless.

Kota Toboali mengajarkan kita tentang semangat kegotongroyongan yang merupakan roh kehidupan bangsa ini.

Toboali mengajarkan kita tentang semangat toleransi dalam berkehidupan.

 

Sudah selayaknya kita sebagai warga mengucapkan terimakasih kepada Kota Toboali. Kota yang terkenal dengan bumbu masakan Belacan Habang warisan budaya tak benda yang kini sudah diakui Kemdikbud ristek.

 

Dan tentunya dengan menjaga Kota Toboali dengan segala warisan budaya yang ditinggalkannya sebagai simbol peradaban masa lampau yang harus terpelihara dengan baik untuk memajukan peradaban masa depan daerah ini.

 

Tiba-tiba teringat dengan Suhaili Toha, Jailani Akin, Homsiah, Depati A. Rawi, Bakri Jais, Umar Matali, Azhar Djais, Usman Samin dan sederet nama lainnya yang tidak bisa ditulis satu per satu.

 

Makaseh Toboali.

Kami bangga dengan mu.

Kami pun ” tau reti” kepada mu.

 

Toboali, 25 Oktober 2024

Exit mobile version