Puisi Mamuk SMPA

PUNCAK

 

Kubunuh adikku terkasih

Kubunuh kakak-kakakku tersayang

Juga Yunda-yundaku tercinta

Terakhir, dengan pedang kayu cendana kugureskan pada urat nadi leherku

Dengan jurus elang putih mengepakkan sayapnya

 

Hilang nyawa, hilang badan, hilang nama

Kosong melompong joglosemar yang megah

Lima bersaudara kembali ke tanah

Membusuk dan bau

Karena kotoran dan racun dunia masih bertumpuk-tumpuk dalam dada

 

Agar terlahir kembali

Keluar lagi

Menemui “Sang Guru Seati”

Dalam danau Maninjau

Dipertemukan kembali

 

Kembali

Kembali dengan saudara

Saudaraku kembali

Sebagai

Pandawa Lima

 

Putih

Merah

Tanpa warna tanpa bau

Air

Angin

 

Bermain-main lagi

Kelereng

GANEFO

Sondah-Mandah

Njit-njitan, bekelan, pasar-pasaran

 

Masak-masakan

Egrang serta petak umpet

Juga Jaelangkung

Bersendsu-gurau lagi

Kelahi bersama

 

Mati lagi

Hidup lagi

Hingga mampu bermanfaat bagi sesama makhluk

Selalu ‘memangku’ mendukung dan menopang lagi mendoa

Menjadi manusia saja, tanpa embel, tanpa apa-apa

 

Candi Gebang, 24032025 11.35

 

Rinai Siang

 

Ketika mata anak panah melesat lepas dari busurnya

Maka dia tak akan pernah kembali lagi kecuali

Pembawa busur tau dan mau mengambilnya kembali

 

L. A. 24032025 13.37

 

Nin Jit Tsoe

 

Terjun sudah para Nin Jit Tsoe

Dari ketinggian debur karep, ego, nafs dan memori DNA

Di tiap-tiap riaknya tersimpan daya upaya

Keindahan serta gemulai lembut cantik mu

Aroma wangi terapi tubuh mu

 

Meruarkan kabut embun bun-bun

Di setiap detik

Di setiap waktu

Setiap hari tanpa jeda

Namun kutahu hanya “lip servis’semata”

 

“DAGADU”

 

Bantaran Code, 26032025 01.03

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *