Sebaran Bahasa di Pulau Bangka Pada Tahun 1889 (bagian 2)

Kenapa banyak dialek bahasa di Bangka saat ini? Kampung bertetangga pun berbeda dialek, seperti Jurung-Kimak-Sempan. Apalagi berbeda wilayah yang dipisahkan secara alami oleh sungai atau bukit. 

Oleh : Ali Usman Pamong Budaya Disparbudkepora Kep. Babel.

Bekaespedia_Untuk memahami perbedaan dialek tersebut, mari kita lanjutkan pembahasan sebaran bahasa di Pulau Bangka pada akhir abad ke-19. Kali ini kita angkat salah satu bahasa yang wilayah sebaran terluas nomor 2 setelah bahasa Darat. Untuk jumlah penuturnya perlu kajian demografi per onderdistrik, sehingga belum kita diketahui jumlah persisnya, apakah bisa dianggap terbanyak nomor 2 saat  itu.

Bahasa Dialek Darat (A-I Daratsche dialecten) tersebar di 9 wilayah sepulau Bangka. 4 dialek darat berada di wilayah Kabupaten Bangka Barat kini. Dimulai dialek darat a berada di kampung Kemangmasem, Batu Balai, Menjelang,  Air Belo, Air Limau dan Belo Laut.  Tidak termasuk kota Mentok. Dialek darat b berada di wilayah Jering, dari pesisir utara sampai pesisir selatan, melingkupi kampung Pelangas, Mayang, Simpang,  Pangek, Peradong, Air  Nyato (Teritip), Berang, Ibul, Kepayang, Pangkal Jering dan Kura.  Dialek darat c berada di wilayah Ampang, meliputi  kampung Terentang, Kacung, Dendang, Tebing Tinggi, Kelapa (Ampang), Mancung, Paya Pemandi, dan Kayu Arang. Dialek darat d berada di wilayah Kedale yakni Kampung Tanjung Niur, Tempilang, Sangku  dan Penyampak (Pangkal Minyambi).

Hanya 1 dialek darat  yang berada di wilayah Kabupaten Bangka Tengah kini, yakni dialek darat e dan tersebar di Kampung Terak, Dinding Papan, Rukam, Teru, Beruas,  Serai, Keretak, Sarang Mandi, Katis, Puput dan Pinangsebatang.

Sama seperti di Kabupaten Bangka Barat, terdapat 4 dialek darat di wilayah Kabupaten Bangka Selatan. Dialek darat f berada di wilayah Permisang, yakni di Kampung Rajik, Jering, Basung dan Sebagin. Dialek darat g tersebar di Kampung Deles, Nyelanding, Pelajan, Enda,  Bedengung , Irat, Baru dan Brandok.  Dialek darat h hanya tersebar di wilayah bagian timur sungai Kepoh, yang kini masuk wilayah desa Tepus dan Kepoh.  Dialek darat i tersebar di wilayah Sabang, dari wilayah kota Toboali, Gadung, Lintang,  Kepoh, Keposang (Kepo Kecil), Baru,  Bikang, Jeriji (Petaling), Serdang, Pergam, Bencah, Mawas, sampai Air Gegas.

Dari uraian diatas, ada beberapa  fakta sejarah yang menarik :

  1. Tidak semua wilayah pulau Bangka menggunakan bahasa Melayu Darat dan Dialek Darat ini. Ada beberapa kantong wilayah yang menggunakan bahasa lain.
  2. Hanya 1 ibukota distrik yang penduduknya menggunakan bahasa Dialek Darat, yakni Toboali.
  3. Berdasarkan sebaran dialek darat ini , kita bisa mengetahui wilayah adat dari sub etnik Jering, Ampang-Ketapik, Kedale, Permisang, Balar-Olim dan Habang.
  4. Wilayah sebaran Dialek Darat h tidak tercantum sebuah kampung pada akhir abad ke-19, namun memiliki dialek tersendiri. Jika kita membandingkan dengan peta yang lebih lama, kita dapatkan pemukiman bernama Benteng Mulut (Binting Mulut) pada peta tahun 1819. Sementara dalam peta Topografi tahun 1936 tercantum sebelah pemukiman pedalaman bernama Kelekak Mudung.
  5. Banyak nama kampung kecil yang kini hilang dan tidak dikenali, seperti Brandok, Mawas, Enda, Jering, Kura, Pangkal Jering, Kepayang dan lain-lain.

Edisi selanjutnya akan membahas bahasa yang sebaran lebih kecil, seperti Bahasa Melayu Bangka, Mapor dan Sekah.

Exit mobile version