Suatu Hari Bersama Ayah

Vector illustration of a cartoon father and son go on a fishing trip. Man and boy in nature, fishing. Flat design. Parent and child spend time together.

Oleh: Lucky Purnama (SDN 9 koba)

 

Namaku, Lucky Purnama saya tinggal bersama Ayah, Ibu, Abang, dan Adikku. Kami tinggal di sebuah desa yang bernama Guntung, sebuah desa yang dekat dengan Kota Koba, ibu kota Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung. Aku sekolah di SD Negeri 9 Koba, duduk di kelas 4. bermain bola adalah hobiku, pada hari Sabtu dan Minggu kami bermain bola.

Aku terkenang saat ayah mengajakku memancing di sungai di pinggir kebun aku akan menceritakan kepada teman-teman. Ketika aku menceritakan di bawah pohon rambutan.

Pada hari Minggu ayah mengajakku memancing di sungai dekat kebun kami. Sebelum pergi mempersiapkan bekal dan pancing. Kami sudah menaiki motor, sepanjang perjalanan aku melihat pepohonan sawit dan semak belukar. Beberapa menit kemudian kami tiba di kebun. Ayah menaruh motor dan aku membuka pintu. Kami beristirahat sebentar, sesudah beristirahat, “Lucky, ayo kita memancing tadi!” kata ayah. Aku membawa tas perlengkapan memancingku. “Baiklah, ayo!” Selama perjalanan kami melewati batang sawit dan semak belukar. Aku mengatakan sungainya agak dalam dan kata ayahku banyak ikan. Ada ikan, gabus, toman, lele, sepat, dan lain sebagainya.

Tak lama kemudian kami sampai di sungai tersebut. Kami memeriksa ternyata umpannya ketinggalan. Ayah pulang untuk mengambil umpan di rumah. Selama ayah pergi aku merasa ketakutan mendengar suara aneh dari semak-semak belukar. Tak lama kemudian ayah tiba membawa umpan yang ketinggalan di rumah tadi.

Kami langsung memasang umpan lalu melemparkan umpan ke air. Beberapa menit kemudian umpan kami dimakan ikan ternyata kami mendapatkan ikan toman dua ekor. Kami mengisi umpan lagi, pas umpan dilempar, umpan ayah langsung dimakan ternyata ikan gabus besar dan punyaku langsung dimakan ikan ternyata ikan kelinca.

Sesudah memancing kami berlanjut mandi di kolam renang. ”Ayo ayah kita mandi!” Tak lama kemudian ada orang, “Mau apa, mana ayahmu?“

“Ayah sedang manen sawit,“ jawabku. Tak lama kemudian ayah pun selesai memanen sawit. Tapi belum pulang ayah mau mengangkut buah sawit ke dalam mobil. Ternyata ada orang menelepon ternyata ibu ”Ada apa bu?”

“Ibu mau cabai ya!”

“Cabai aja bu?”

“Iya, Luki kamu petik cabai ya!“

“Baiklah.”

Setelah memetik cabai selesai, aku aku istirahat dulu sambil tiduran. Beberapa menit kemudian aku membantu ayah membuat pintu belakang pondok. Tak lama kemudian kami lanjut membuat jebakan paku-paku. Akhirnya setelah membuat jebakan tadi, Luki dan ayah memetik jambu air. Selama di perjalanan aku melihat tupai berjalan di tali. Kami melewati jembatan untuk memetik jambu akhirnya sampai di batang jambu. “Ayah aku yang naik, ayah tangkap ya!”

“Iya hati-hati naiknya!”

“Ayah tangkap!“

Semakin banyak jambu makin tinggi aku naik.

“Luki sudahlah turun sudah banyak!”

Kami langsung jalan akhirnya sampai di pondok. Kami langsung berkemas-kemas untuk pulang. Akhirnya kami naik motor

Selama di perjalanan kami melihat orang sedang mandi dan aku bertemu dengan temanku Revan yang sedang memancing. Kami singgah di gudang sawit mau mengambil uang. Aku diberi kue dan uang dari bos dan kami lanjut pulang dan sampai di rumah.

 

Tulisan ini merupakan karya peserta Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) Tahun 2025 Tingkat Kecamatan Koba.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *