DESA KULUR

Peta Desa Kulur ( Sumber: universiteitleiden.nl)

Penulis : Meilanto, S.Pd (Pegiat Sejarah dan Budaya Bangka Tengah )

Toponim Desa Kulur

Asal mula desa ini terkait dengan keberadaan beberapa aliran sungai yang semuanya bermuara ke laut di kawasan Kulur Ilir. Berdasarkan cerita yang berkembang asal muasal daerah ini ketika pada zaman kolonial Belanda, banyak nenek moyang mereka yang berkebun di daerah kulur karena dianggap memiliki struktur tanah yang sangat subur sehingga sangat cocok untuk berbagai komoditas perkebunan bagi masyarakat.

Lintang Kulur menjadi salah satu sebutan yang melekat pada waktu pertama kali daratan di desa ini mulai ditanami dengan beragam cocok tanam, seperti lada dan karet. Beberapa sesepuh kampung yang pertama kali membuka lahan kebun diantarnya Abok Mu’id dan Wak Bandung. Keduanya menggunakan jalur laut ketika ingin mengunjungi kebun mereka saat itu.

Ada pula cerita yang berkembang, Kulur sendiri merupakan istilah yang berasal dari penyebutan atas fenomena kehadiran tanah daratan yang memanjang yang diapit oleh dua buah alur sungai yang berasal dari kawasan Belimbing sehingga mengalir ke laut .

Topografi Desa Kulur berdasarkan Peta

Dari peta topografi tahun 1934 terlihat jelas bahwa pemukiman penduduk Desa Kulur saat ini belum terlihat sama sekali. Masih berupa hutan, karet, ume, dan kebun lada. Di sisi utara jalan, hanya terdapat sedikit pemukiman penduduk yang dekat dekat ume dan kebun.

Di sisi timur terdapat S. Koeloer dengan houten brug (jembatan kayu) diatasnya. Di sisi barat juga terdapat empat buah houten brug sebelum simpang ke Kelekak Mengkapas (Desa Belimbing sekarang). (DM)

Exit mobile version