Karya: KYB
Korupsi, ular berbisa yang melilit negeri,
Harta negara tersedot, bagai air yang meresap bumi.
Keadilan tercabik, hati rakyat terluka dan berduka,
Kemakmuran layu, mimpi indah menjadi debu.
Namun fajar harapan, terbit bagai mentari pagi,
RUU perampasan aset, pedang bermata dua yang tajam.
Koruptor gemetar, bagai daun kering diterpa angin,
Harta negara kembali, mengalir bagai sungai yang deras.
Keadilan bertahta, bagaikan mercusuar di lautan,
Bukan hanya kurungan, harta haram sirna lenyap.
Keuntungan korupsi, bak buih yang hilang ditelan ombak,
Negeri terbebas dari belenggu, melayar menuju kejayaan.
Aset yang terampas, bak benih yang ditabur di ladang,
Sekolah dan rumah sakit, bersemi bagai bunga yang indah.
Rakyat merasakan manfaat, hidup lebih bermartabat,
Kemakmuran merata, bagaikan taman yang subur.
Jika RUU ini disahkan, sebuah simfoni kemenangan,
Kado terindah untuk negeri, di hari yang bersejarah.
Korupsi sirna, keadilan berjaya bagai matahari,
Indonesia bangkit, dari keterpurukan yang mendalam.
Tak ada lagi tempat, bagi para pengkhianat,
Harta negara dikembalikan, bagai buah yang jatuh ke pangkuan.
Hukum ditegakkan, bagaikan tembok yang kokoh,
Indonesia bermartabat, bangsa yang berdaulat.
Generasi penerus, akan mewarisi negeri yang adil,
Tanpa bayang-bayang korupsi, yang mencekik harapan.
Negeri adil dan makmur, cita-cita yang suci,
Indonesia jaya, abadi selamanya bagai bintang di langit.
Semoga RUU ini, sebuah doa yang terkabul,
Kado terindah untuk negeri, tanpa cela dan celaan.
Indonesia bangkit, dengan langkah yang teguh dan pasti,
Menuju masa depan, yang gemilang dan penuh harapan.
Bangka Belitung, 2 Agustus 2025. (BP/ KM)*












