Historiografi Arung Dalam (Bag : 1)

Asal mula nama “Arung Dalam” berasal dari kata Arung (cekungan) yang sangat dalam

Oleh : Meilanto (Penulis, Pegiat sejarah dan Budaya Bangka Tengah

Bekaespedia.com _ Kelurahan Arung Dalam awalnya merupakan bagian dari Desa Guntung. Kemudian ada pemekaran desa sehingga terbentuklah Desa Arung Dalam. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah nomor 32 tahun 2006 tentang pembentukan 16 (enam belas) Desa dan 6 (enam) Kelurahan di Kabupaten Bangka Tengah, salah satu kelurahan yang dibentuk adalah Kelurahan Arung Dalam.

Dalam perda tersebut dinyatakan bahwa wilayah Kelurahan Arung Dalam berasal dari keseluruhan wilayah Desa Arung Dalam.

Asal mula nama Arung Dalam berasal dari kata Arung (cekungan) yang sangat dalam yang dahulu terdapat di daerah ini. Saat ini pun arung tersebut masih ada, namun tidak lagi sedalam dulu. Di bagian bawah arung, terdapat dua buah kolam dari batu bata yang dulu dijadikan tempat pemandian. Satu kolam untuk perempuan dan satunya lagi untuk laki-laki.

Kolam itu kini tidak digunakan lagi oleh masyarakat sehingga terlihat tidak terawat. Tidak jauh dari kolam tersebut adalah pantai. Adanya arung dalam tersebutlah yang dijadikan nama kampung, lalu desa dan kini nama kelurahan.

Selanjutnya, untuk mengetahui keadaan arung yang dalam tersebut, penulis ke lapangan pada Sabtu, 7 September 2019 pukul 11.30 WIB. Penulis bertemu dengan warga yang sedang membuat balai pertemuan di depan Masjid Al Falah Kelurahan Arung Dalam.

Menurut warga tersebut, arung tersebut sangat dalam dan panjang. Dimulai dari ujung pemukiman penduduk (depan TPU sekarang) sampai ke depan simpang SMA Negeri 1 Koba.

Penulis menuruni jalanan yang sangat curam untuk sampai ke dasar arung. Di arung tersebut, tanaman khas kelekak menjadi pemandangan yang menarik, rimbun dan sejuk. Kabung, cempedak, durian, nangka, rumpun bambu dan lain sebagainya. Dari arung, berjarak sekitar 20 meter dari bibir pantai. Dari dasar arung, apabila pandangan diarahkan ke arah belakang rumah warga, terlihat sangat tinggi. Arung yang panjang dan dalam tersebut sepertibenteng” yang melindungi pemukiman penduduk dari angin kencang dari tengah laut dan hempasan ombak.

Arung Dalam dalam Peta Tua

Peta Kaart van het Eiland Banka zamengesteld in 1845 en 1846 door H.M. Lange.

Dalam peta ini, Arung dalam belum terbentuk sebagai sebuah kampung.  Kaart van het Eiland Banka (cartographic material) volgens de topograhischeopneming in de jaaren 1852 tot 1855.

Dalam peta ini, Arung Dalam sudah nampak sebagai sebuah kampung yang terletak diantara Koba dan Goentoeng. Arung Dalam tertulis Aroeng Dalam. Sebelah utara Aroeng Dalam terdapat gugusan karang K.Brinka.

Overzichts kaart van het gewest Banka en Onderhoorigheden Tahun 1898

Dalam peta ini ditulis Aroeng dalam dan telah menjadi sebuah kampung. Terletak antara Goentoeng dan KOBA. Di ujung kampung (arah keKoba) terdapat Aik Aroeng dalam. Ditengah kampung ada jalan setapak (voetpad) yang melewati Aik Legoendi sampai tembus kejalan raya Niboeng 2 dan Air bara.

Sebelah barat Aroeng dalam terdapat sungai yaitu S. Goentoeng. Sungai Guntung terdiri dari beberapa anak sungai (aik) seperti Aik Legoendi, Aik Radjadjongor, Aik Geroenggang, Aik Beroeas, Aik Pramboen, Aik Beti, Aik Biloeng, dan Aik Temiang.

Goentoeng (D D 30,35)

Tertulis Aroengdalam. Terletak di Km. 54 dengan ijzeren paal van de tinwinning 45 berada di tengah kampung. Sebelah selatan pemukiman didominasi regematig aangeledge pepertuinen dan rubber. Dalam peta tidak tampak masjid. TPU berada di sebelah kanan (dari arah Guntung) tidak jauh dari ijzeren paal van de tinwinning 43.

Tidak jauh dari Km. 55 terdapat vliegterrein/ lapangan terbang. Lokasi SMP Negeri 1 Koba sekarang.

 

Aik Kebang Arung dalam
Dari empat peta yang diatas, Arung Dalam baru sebagai sebuah kampung pada peta tahun 1852 – 1855. Peta ini diterbitkan pada tahun 1856. Dari peta ini diketahui bahwa, Arung Dalam dibentuk pasca Perang Bangka II Tahun 1848 – 1851.
Bersambung (Bag : 2)

 

Exit mobile version