Oleh: Meilanto (Penulis, Pegiat Sejarah dan Budaya Bangka Tengah)
Kampung Nangka dalam folklor
Zaman dulu, ada dua orang yang sedang berburu. Satu dari dua pemburu tersebut mendapatkan rusa. Daging rusa itu dibawa pulang untuk dimasak. Sayang, ia tidak membagikan daging rusa itu ke teman-temannya yang lain. Teman yang satu bertemu dengan pohon nangka yang sedang berbuah. Lantas buah nangka itu dipetik dan dibawa pulang. Buah nangka dimasak dan dibagikan kepada teman-temannya. Sejak kejadian itu, kampung itu diberi nama Nangka.
Nama kampung ini diambil dari nama flora yaitu Nangka (Artocarphus heterophyllus) dari famili Moraceae.
Nangka dalam peta tua
Dalam peta Kaart van het Eiland Banka zamengesteld in 1845 en 1846 door H.M. Lange sudah terlihat adanya Kampung Nangka. Dalam peta ini ditulis Nanka. Dalam peta ini, Nangka berada diantara Kampung Petalin dan Ayer gegas. Di Kampung Petaling terdapat jalan yang mengarah ke Jilatan setelah itu jalan bercabang. Ke kiri menuju ke Lesa, Sampi sampai ke Pako. Sementara itu jalan ke kanan mengarah ke Merang. Sebelah timur kampung Nanka terdapat perbukitan Pading yang dalam peta ditulis Bg. Pading 2397.
Peta ini dibuat sebelum Perang Bangka II (1848-1851) yang dipimpin oleh Depati Amir dan Hamzah. Dari peta diketahui bahwa di utara Kampung Nanka terdapat kampung Petalin. Saat ini kampung Petalin sudah tidak ada lagi diduga penduduknya pindah ke Kampung Nanka. Saat ini masyarakat masih mengenal Air Petaling.
Begitu juga dengan kampung Jilatan. Saat ini sudah tidak ada lagi. Yang berarti bahwa penduduk kampung tersebut pindah ke Kampung Nanka sebagai kampung terdekat. Dari peta ini diketahui bahwa Kampung Nangka termasuk kampung tua di Kecamatan Airgegas. (BERSAMBUNG)