Oleh : Meilanto ( Penulis, Pegiat Sejarah & Budaya Bangka Tengah)
Pankal Raija
Kampung kecil ini berada di sebelah barat daya Kampung Soengi-Slan. Berada di sisi selatan aliran Sungai Selan. Kampung ini terhubung jalan darat dengan Banka Kotta.
Lampoeran
Kampung ini terhubung dengan akses jalan setapak tembus ke jalan raya Soengi-Slan – Pankal-Pinang dekat kampung Melabon. Kemudian jalan setapak menghubungkan ke kampung Gedong – Slan.
Gedong-Slan
Kampung ini sebuah kampung kecil yang dihubungkan dengan jalan setapak. Kampung Gedong –Slan berada diantara kampung Melientan di sebelah utara dan kampung Lampoeran di sebelah barat. Saat ini kampung Gedong-Slan sudah tidak ada lagi. Masyarakat sekitar masih mengenal dan menggunakan nama “Simpang Gedong”. Saat ini di Simpang Gedong terdapat persimpangan. Ke kanan menuju Kampung Lampur dan ke kiri menuju Kampung Kerantai.
Melientan
Kampung ini berada di sebelah selatan kampung Poepot. Penggunaan kata “Melintang” masih digunakan oleh warga Puput dan sekitarnya yang berhasil penulis temui. Dan saat ini terdapat anak sungai yang bernama Aik Melintang.
Berdasarkan penelusuran di lapangan, di bekas kampung lama ini terdapat pondasi rumah dari batu dan tungku peleburan timah. Saat ini, di bekas kampung lama Melintang sudah dibangun jalan yang menuju ke pabrik pengolahan sawit milik salah satu perusahaan yang berada di kawasan Aik Bekasung.
Kratas
Kampung Kratas atau Kerakas. Dalam peta H.M. Lange, kampung ini berada di antara Gedong-Slan di barat daya dan Masera serta Keminking di sebelah selatan. Sementara itu di sebelah timur terdapat kampung Blalang.
Kampung Kerekas kini telah menjadi sebuah pemukiman penduduk dengan nama administrasi Desa Kerakas.
Masera
Kampung ini sudah ditinggalkan penduduknya. Belum diketahui secara pasti apa penyebab kampung ini ditinggalkan dan ke mana penduduknya pindah.
Dalam peta H.M. Lange, kampung ini berada di pedalaman bukan di jalan yang menghubungkan Gedong-Slan sampai Keminking.
Diduga perpindahan penduduk karena pengaruh Perang Bangka II yang dipimpin oleh Depati Amir Tahun 1848-1851. Perpindahan penduduk yang tersebar diume-ume ke jalan raya dilakukan Belanda untuk mengontrol penduduk yang turut membantu Depati Amir. Besar kemungkinan penduduk pindah ke kampung terdekat seperti Kemingking atau Kerakas.
Keminking
Keminking saat ini masih menjadi sebuah pemukiman penduduk yang berada dibawah naungan Kecamatan Sungaiselan. Dalam peta kampung ini dekat dengan salah satu anak sungai Banka Kotta yang bermuara di Straat Banka.
Di sebelah selatan Keminking terdapat Kampung Malee dan Masera serta Kratas disebelah utara. Di timur Keminking terdapat Kampung Boekit dan Senting. Sementara itu sebelah barat terdapat aliran sungai Banka Kotta.
Boekit
Kampung ini sudah ditinggalkan dan saat ini masuk dalam wilayah administrasi Desa Kemingking. Kampung Boekit berada tidak jauh dari salah satu anak sungai Koerouw. (Bersambung)