KOBA dalam Peta Tua (Bag : 2)

Peta Koba 1934. Sumber : digitalcollection.universiteitleiden.nl

Oleh : Meilanto (Penulis, Pegiat Sejarah dan Budaya Bangka Tengah)

Selanjutnya terdapat beberapa bangunan penting di Koba yang terbagi ke dalam klaster Melayu, klaster Cina dan klaster Eropa, diantaranya:

  1. Gevangenis (penjara).

Dalam peta ini gedung Gevagenis (penjara) terdapat dua buah (dengan kode legenda pada peta 1) yaitu persis di sebelah kiri jalan dekat jembatan (dari arah Pangkalpinang) dan sebelah kiri jalan sebelum bundaran ikan (Koramil Koba sekarang dan rumah Pak Istikoma).

Sesuai dengan namanya, bangunan ini merupakan penjara bagi warga pribumi maupun warga keturunan Tionghoa. Bangunan ini terbuat dari bamboo gebouwen of huizen (bangunan atau rumah bambu). Bangunan penjara termasuk ke dalam klaster Eropa.

  1. Pasanggrahan Binnenlandsch Bestuur (kantor pemerintahan dalam negeri).

Gedung ini terdapat dua buah yaitu di sebelah kiri jalan dan sekarang dimanfaatkan pemerintah daerah Kabupaten Bangka Tengah sebagai Perpustakaan Daerah Selawang Segantang dan sebelah kanan jalan (lokasi sekarang TK Aisyah). Pasanggrahan Binnenlandsch Bestuur dibangun setelah pemisahan urusan pertambangan timah dan administrasi pemerintahan sejak 3 September 1913. Diduga gedung ini dibangun pada rentang tahun 1913 sampai 1928. Hal itu mengingat dalam peta tahun 1934 sudah nampak adanya bangunan tersebut. Peta tahun 1934 dibuat tahun 1928.

Bangunan ini terbuat dari steenen (Batu). Bangunan ini sudah permanen yang berfungsi sebagai kantor yang mengurusi pemerintahan dalam negeri yang dipimpin oleh Asisten Administratur. Lokasi dua bangunan ini termasuk ke dalam klaster Eropa yang saat ini menjadi pusat Kota Koba.

  1. Hospital (Rumah Sakit).

Gedung ini terletak di sebelah kanan jalan berhadapan dengan Gevangenis yang pertama (lokasi gedung H.M. Nur sekarang). Hospital terbuat dari steenen (batu) sehingga sudah permanen. Kini gedung H. M. Nur sebagai sekretariat bersama beberapa organisasi. Dalam perjalanannya gedung H. M. Nur pernah menjadi Kantor Bupati Bangka Tengah setelah Koba menjadi ibu kota Kabupaten, selanjutnya ditempati Kantor Kementerian Agama.

Di belakang gedung H. M. Nur terdapat dua buah sumur tua yang dan pendem. Pondasi bangunan lama masih bisa terlihat pada bagian belakang.

  1. Kantoor Bangka-Tinwinning (Kantor Penambangan Timah Bangka)

Kantor ini terletak disebelah kanan jalan agak masuk (di belakang Pasanggrahan Binnenlandsch Bestuur / belakang TK Aisyah). Bangunan ini sudah permanen terbuat dari batu (steenen) dan terletak di klaster Eropa.  Kini telah menjadi perumahan warga.

  1. Pasanggrahan Bangka-Tinwinning (Pasanggrahan/ Rumah Timah Bangka)

Gedung ini terletak disebelah kanan jalan hampir berhadapan dengan Pasanggrahan Binnenlandsch Bestuur. Bangunan ini sudah permanen terbuat dari steenen (batu). Sekarang lokasi ini telah dibangun ruko-ruko.

  1. Hulppostkantoor (Kantor Pos pembantu)

Gedung ini terletak bersebelahan dengan Pasanggrahan Binnenlandsch Bestuur yang saat ini gedung Hulposkantoor masih digunakan sebagai Kantor Pos Cabang Koba. Bangunan ini sudah permanen terbuat dari batu (steenen). Lokasi ini termasuk ke dalam klaster Eropa. Saat ini Kantor Pos masih beroperasi.

  1. Kazerneveldpolitie (Barak atau Kantor Polisi)

Gedung ini terletak agak jauh dari jalan raya Koba-Toboali kurang lebih 500 meter dan berjauhan dengan gedung-gedung penting lainnya. Bangunan ini terbuat dari bamboo gebouwen of huizen (bangunan atau rumah bambu). Sekarang masih menyisakan satu rumah bergaya Eropa yang kini didiami warga.

Pada bagian belakang terdapat sumur untuk kepentingan rumah tangga. Bangunan ini termasuk ke dalam wilayah Kampung Kauman Luar.

Kemudian, di pemukiman Koba terdapat sebuah masjid (dalam legenda peta tertulis Mesigit) yang terletak di kampung Dalam dekat perempatan (masjid Silaturrahim) dan dua buah Tempat Pemakaman Umum (inlandsche graven) untuk warga muslim serta chineesche graven (kuburan Cina) yang terletak disebelah utara Koba dan tidak jauh dari Chin. Kamp.

Houten pasarloods (Bangunan pasar terbuat dari kayu) berada di sisi kanan jalan menuju Toboali persis dimuka jalan ke arah Kazerneveldpolitie. Houten pasarloods berada di China Kamp (Klaster Cina).

Dari perempatan jalan Houten pasarlood sampai ke Chineesche temple di sebelah kiri jalan raya sudah diaspal (aspal ditandai dengan warna kuning bingkai merah / Verharde weg.

Masjid Silaturrahim

Menelisik peta topografi tahun 1934 diatas, terlihat sebuah masjid yang berada di perempatan Kampung Dalam. Masjid tersebut adalah masjid yang kini dikenal dengan nama Masjid Silaturrahim yang beralamat di Jalan Syafrie Rahman Kelurahan Koba.

Belum diketahui secara pasti sejak kapan masjid Silaturrahim Koba didirikan. Melihat arsitektur bangunan masjid, sepertinya lantai masih menggunakan tegel gaya tempo dulu yaitu motif pecah seribu baik bagian dalam maupun bagian teras depan, kiri dan kanan. Pada teras depan dan samping kiri menggunakan tiang beton seperti bentuk segitiga dengan lancip menempel pada dudukan dinding teras. Halaman depan dan teras dihubungkan dengan tiga anak tangga dengan pola melengkung atau setengah lingkaran yang pada bagian tengahnya terdapat besi yang berfungsi untuk pegangan. Tempat wudhu dan kamar mandi berada disisi kanan. Sepertinya masjid ini sudah direnovasi hampir keseluruhan.

Kemudian, merujuk buku yang berjudul Sejarah dan Perkembangan Muhammadiyah Kepulauan Bangka Belitung disebutkan bahwa masjid Silaturrahim adalah masjid basis organisasi Muhammadiyah. Awal hadirnya persyarikatan Muhammadiyah di Koba dilatarbelakangi adanya gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI) sebelum tahun 1965 yang ingin mengambil alih dan menguasai masjid-masjid yang ada di wilayah Koba. Masjid Silaturrahim menjadi saksi sejarah pergerakan dan perkembangan organisasi Muhammadiyah di Koba. Di masjid inilah pimpinan Cabang Muhammadiyah dan Aisyiyah resmi dibentuk sekitar tahun 1970-an.

Para tokoh Muhammadiyah yang terlibat dalam pembentukan Pimpinan Cabang Muhammadiyah diantaranya adalah Majid, Ibrahim Muhammad, Mustafa H. Zai, Abdul Karim, H. Ma’sah, Thamrin, dan Muhidin Sahar.

Sejarah kehadiran dan perkembangan Muhammadiyah di Koba tidak lepas dari pengaruh KH. Hasan Basri Sulaiman yang merupakan salah satu pendakwah terkemuka di Pulau Bangka.

  1. Hasan Basri Sulaiman sering memberikan pengajian kepada warga di masjid Silaturrahim. kedatangannya ke Koba dari Pangkalpinang tidak lepas dari peran pengusaha ikan di Koba yaitu Abdul Karim dan H. Ma’sah. Abdul Karim merupakan orang tua dari Zulkarnain Karim (mantan Walikota Pangkalpinang).

Dalam buku Sejarah dan Perkembangan Muhammadiyah Kepulauan Bangka Belitung tertera foto KH. Hasan Basri Sulaiman sedang memberikan ceramah di Masjid Silaturrahim Koba. Terlihat ruangan mihrab dengan mimbar tinggi dengan tiga anak tangga berada disisi kanan. Sementara itu disisi kanan terlihat ada pintu keluar. Sepertinya masjid tersebut masih berdinding papan vertikal dengan kayu segi pada bagian dalam. (BERSAMBUNG)

Exit mobile version