Oleh: Iyek Aghnia
Bekaespedia.com. Toboali-Dua belas (12) lembar kertas yang berisikan cerita pendek karya peserta lomba menulis cerpen FLS3N jenjang SMA/SMK tingkat Kabupaten Bangka Selatan dibagikan panitia kepada kami Kamis (12/6).
Penulis bersama tokoh budaya sekaligus penulis Kulul dan cerpenis muda Bangka Selatan Khoiriah Apriza menjadi juri lomba menulis cerpen FLS3N jenjang SMA/SMK tingkat Kabupaten Bangka Selatan tahun 2025.
Jam di dinding salah satu ruangan SMKN 1 Toboali menunjukkan pukul 10.00 wib saat kami memulai memasuki ruangan penilaian.
Selain kami sebagai juri lomba menulis cerpen, ada pula juri lomba yang lainnya dalam ruangan itu. Diantaranya juri lomba cipta puisi dan feature.
Segelas kopi hitam dan kue menemani kami dalam menilai karya para pelajar SMA dan SMK Bangka Selatan.
Penulis merasa kaget bercampur bangga, saat memulai membaca cerita pendek karya para pelajar SMA dan SMK Bangka Selatan.
Tema lingkungan, keberagaman dan kearifan lokal serta kehidupan menjadi ruang bercerita dari para pelajar Bangka Selatan. Sungguh sebuah kepedulian dari para pelajar terhadap kondisi sosial yang ada disekitarnya.
Dengan mengeksplorasi tema-tema seperti perubahan, pertumbuhan, tantangan, refleksi, dan pesan ekologis, cerpen-cerpen pelajar ini memperkaya pikiran dan hati kita sebagai pembaca, serta memberikan inspirasi untuk menghargai keajaiban alam dan mempertimbangkan peran kita dalam menjaga keberlangsungan lingkungan hidup kita.
Pesan ekologis melalui cerpen adalah bentuk interaksi manusia dengan alam yang penuh dalam balutan pesan-pesan moral ekologis yang penting.
Melalui cerita pendek, pengarang sering menyoroti kerentanan lingkungan dan pentingnya melestarikan alam bagi keberlangsungan hidup manusia dan spesies lainnya.
Melalui pesan-pesan lewat cerpen, setidaknya dapat menggerakkan pembaca untuk bertindak, mengingatkan kita sebagai manusia akan konsekuensi dari perilaku kita terhadap lingkungan, dan mendorong kita untuk bertindak sebagai pelindung alam.
Kepekaan para pelajar SMA dan SMK Negeri Junjung Behaoh terhadap lingkungan, kehidupan dan kearifan lokal patut diacungi jempol. Diberikan apresiasi yang tinggi.
“Dia enggak tahu. Dia tuli!
Kalimat itu bak palu yang menghantam dada.
Ngomong-ngomong, siapakah pemenang lomba menulis cerpen dalam FLS3N jenjang SMA dan SMK tingkat Kabupaten Bangka Selatan tahun ini?
Kita tunggu. (BP)*