Petualang tak Terlupakan 

Oleh: Mercynta (SDN 8 Namang)

 

Di suatu kampung, hiduplah seorang anak perempuan yang bernama Ela. Dia disayangi oleh banyak orang karena dia suka sekali menolong orang lain dan kedua orang tuanya. Besok ulang tahunnya Ela. Tetapi Ela sama sekali tidak tahu. Malam ini ayah dan ibu Ela berencana untuk merayakannya di tempat yang Ela ingin sekali ke sana. Akan tetapi ke dua orang tuanya tidak mengizinkanya ke sana. Tetapi ibu dan ayahnya berubah pikiran. Keesokan paginya, ibu dan ayah berangkat pagi-pagi sekali dan tidak membangunkan si Ela. Sesampainya di sana ibu mendekor tempat ulang dengan rapi tidak seperti tahun kemarin yang sangat berantakan sekali dan mengecewakan Ela. Selesai mendekor, ibu menyuruh ayah untuk menghias kue. Setelah ayah menghias kue ternyata sudah sore. Malam pun tiba semuanya sudah siap tapi Ela yang di rumah hanya bisa mencari tahu di mana keberadaan sang ayah dan ibu. Setelah langit agak mulai gelap ayah dan ibu pulang ke rumah sebentar hanya menjeput Ela. Sampai di rumah, ibu dan ayah melihat Ela yang tertidur di lantai yang seperti habis menangis. Ibu terpaksa membangunkannya lalu menyuruh Ela bersiap-siap

Ela yang bingung bertanya kepada ibu, lalu ibu menjawab, “kita akan pergi ke tempat yang sangat seru, Ela.” Selesai Ela bersiap-siap, ibu menyuruh Ela untuk masuk ke mobil. Sesampainya di sana Ela bertanya “apakah ini Wisata Gunung Pintar?”

“Kau benar sekali Ela, kau tidak salah lihat.” Ela hanya bisa bengong, lalu memeluk ibu dan ayahnya dan merayakan ulang tahun bersama-sama. Kesokan paginya di Wisata Gunung Pintar, mereka bangun cepat sekali. “Terima kasih ayah, ibu sebab kalianlah aku bahagia malam tadi.”

“Sama-sama anakku.”

Malam hari di tempat wisata Gunung Pintar Ela bertanya, “Kenapa kita belum pulang ibu, kan kita hanya menginap satu malam saja di sini?”

“Kita menginap satu malam lagi untuk piknik dan menghabiskan libur panjangmu.” “Terima kasih sekali lagi untuk ibu dan ayah.”

“Malam ini kita mau makan apa bu?” “Malam ini kita memanggang ikan untuk menu makan malam.”

Tidak lama kemudian sesudah mereka makan malam jam sudah menunjukkan pukul 21.30, ibu dan Ela sudah tidur tapi sang ayah belom tidur. Ayah asyik membakar masmelou dan memakannya sampai pukul 24.00. Ayah pergi ke kamar dan tidur karena besok harus menyetir mobil.

Keesokan paginya mereka pulang dan hidup bahagia bersama-sama lagi.

 

Tulisan ini merupakan karya peserta Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional (FLS3N) Tahun 2025 Tingkat Kecamatan Namang. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *