Sastra  

Puisi Mamuk SMPA 

Mamuk SMPA

Pagi Matahari

 

Cangkir-cangkir kosong, bersih, bening lagi jauh

Terhindar dari virus-virus manas

Tergantung berderet-deret di rak dapur

Menunggu sang koki

Mengucurkan kopi pengetahuan

 

Ginasthelnya teh harapan, kenyataan juga masa depan

Yang berkelindan jadi satu tujuan

Mencapai garis finish

Garis_garis yang setiap saat lenyap

Jadi debu

 

Atau menjadi titik-titik

Embun

Menitik pelan-pelan terbawa sunyinya malam

Kadang menetes satu-satu di daun keladi

Tuk menanti si kumbang jangan

 

Meneguk air kehidupan lebih dalam

Membersamai

Malam-mal sunyi

Maupun di keramaian kota raya

Yang menyesakkan dada

 

Begitulah dualisme keadaan yang tak kan pernah berakhir

Berhenti dalam anganmu

Anganku

Asa mereka

Untuk menghentikannya

 

Sejenak

Istirah sebentar

Waktu terus berputar sesuai dengan pola-pola algoritma

Maupun hukum Newton

Apakah kau ingin jeda, jalan, berhenti dan kemudian ngebut

 

Bagaimana mata anak panah lepas dari busurnya

Terserah-serah anda

Yang melesat bak kilat menyambar

Seperti hari ini

Namun aku hanya bisa berjalan menyemut merah

 

L. A. Ndalem Perwito Atmajan, 10062025 06.50

 

Sebatang Rokok

 

Kupandangi wajahmu yang memerah saga

Putih mulus lagi lencir menipis

Di titik ungunya rindu

 

Kunikmati benar harum wangi tubuhmu

Hingga dopamin menjalar ke seluruh tubuh

Kata-kata pun kehilangan daya

 

Makna

Tak mampu mengungkapkannya

Baik dengan lisan maupun tulisan

 

L. A. Ndalem Perwito Atmajan, 10062025 07.07.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *