Sumatif Akhir Bersama (SAB) Jenjang SMP sebagai Tolak Ukur Kemampuan Peserta Didik

Oplus_131072

Oleh : Indra Pirmana (Penulis adalah Pendidik di SMP Negeri 5 Payung)

 

SAB merupakan momen penting dalam dunia pendidikan, terutama bagi peserta didik kelas 9 yang berada di kelas akhir Sekolah Menengah Pertama (SMP). Penilaian Sumatif adalah penilaian yang bertujuan untuk menilai pencapaian hasil belajar peserta didik sebagai dasar penentuan kenaikan kelas dan kelulusan dari satuan Pendidikan. Hal tersebut, menegaskan bahwa pemerintah memberikan kewenangan penuh kepada satuan pendidikan untuk melaksanakan SAB. Namun, tidak terlepas dari koordinasi dan kerja sama antara Dinas Pendidikan terkait, Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS), Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), dan satuan pendidikan.

Penilaian sumatif utama tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan dari tanggal 05 Mei 2025 s.d. 09 Mei 2025 dan susulan rentang waktu tanggal 19 s.d. 21 Mei 2025 bukan sekadar ujian pengetahuan saja, tetapi meliputi penilaian terhadap seluruh mata pelajaran yang diajarkan di kelas akhir pada satuan pendidikan, baik kelompok mata pelajaran wajib maupun muatan lokal.

Sebagai peserta didik kelas 9 SAB memiliki peran penting karena menjadi bagian dari penilaian kelulusan dan penentuan kesiapan melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi, yakni SMA/MA/SMK/MAK/Sederajat. Melalui ujian ini, para pendidik disatuan pendidikan dapat mengukur sejauh mana peserta didiknya menguasai materi dalam berbagai mata pelajaran sebagai berikut, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti : 1. Agama Islam, Katolik, Protestan, Budha, Hindu, Khong Hu Cu. 2. Pendidikan Kewarganegaraan, 3. Bahasa Indonesia, 4. Bahasa Inggris, 5. Matematika, 6. IPA, 7. IPS, 8. Seni Budaya, 9. PJOK, 10. Prakarya/TIK, 11. Muatan Lokal (jika ada). Selain itu ada mata pelajaran yang menggunakan penilaian praktik.

SAB juga mencerminkan sikap belajar, kedisiplinan, serta kemampuan manajemen waktu. Peserta didik yang telah mempersiapkan diri secara rutin dan konsisten akan lebih siap menghadapi ujian dibandingkan mereka yang belajar secara instan. Dengan demikian, SAB menjadi evaluasi penting dalam mengukur capaian kompetensi peserta didik sesuai standar kompetensi lulusan pada akhir jenjang pendidikan.

Bagi satuan pendidikan, hasil SAB dapat dijadikan bahan evaluasi untuk memperbaiki metode pengajaran, kurikulum, maupun pendekatan terhadap peserta didik. Sementara itu, bagi orang tua, sebagai gambaran sejauh mana anaknya dalam memahami mata pelajaran tertentu, sehingga mereka dapat memberikan dukungan yang lebih tepat di rumah untuk kedepannya. Karena, pengawasan orang tua di rumah lebih leluasa dibandingkan di sekolah.

 

Manfaat Sumatif Akhir Bersama (SAB)

Memiliki peran penting dalam proses pendidikan, khususnya bagi peserta didik kelas 9 yang sedang berada di masa transisi menuju jenjang pendidikan menengah atas. Berikut beberapa manfaat utama dari pelaksanaannya:

1. Mengukur Pemahaman Materi

SAB membantu mengevaluasi sejauh mana peserta didik memahami materi pelajaran yang telah diajarkan disetiap satuan pendidikan.

2. Mendorong Kedisiplinan

Dengan adanya SAB, peserta didik didorong untuk belajar secara rutin dan mandiri. Hal ini membentuk sikap disiplin misalnya mengikuti ujian dengan tertib, penuh tanggung jawab, serta mampu mengerjakan soal dengan teliti. Sehingga menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan mendapatkan nilai yang maksimal sesuai harapan.

3. Menjadi Tolak Ukur Perkembangan Akademik

Nilai SAB dapat menjadi indikator penting bagi peserta didik, pendidik, dan orang tua untuk mengetahui kelemahan dalam pelajaran tertentu. Misalnya sejauh mana peserta didik telah menguasai materi pelajaran dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Karena, tidak semua peserta didik memahami materi pelajaran.

4. Meningkatkan Motivasi Belajar

Adanya evaluasi seperti SAB dapat memotivasi peserta didik untuk belajar lebih giat dan berkompetisi secara sehat dengan teman-teman di sekolahnya guna mendapatkan nilai terbaik. Hal ini penting untuk membentuk semangat belajar yang positif. Selain itu, bisa menjadi pendorong motivasi belajar jika dihadapi dengan persiapan yang baik dan fokus pada proses belajar dengan mengatur jadwal bermain antara belajar yang efektif, menjaga kesehatan, dan memanfaatkan sumber belajar yang ada secara optimal.

5. Syarat Administratif

Nilai SAB sering menjadi bagian dari penilaian akhir yang digunakan sebagai salah satu syarat kelulusan peserta didik atau pertimbangan masuk ke jenjang pendidikan berikutnya.

Dengan memanfaatkan SAB secara optimal, peserta didik kelas 9 dapat menjadikan momen ini sebagai batu loncatan untuk persiapan menghadapi masa depan yang lebih baik dan menjadi salah satu tolak ukur utama dalam menilai kemampuan, kesiapan, dan pemahaman terhadap materi yang telah dipelajari selama belajar di satuan pendidikan. Kemudian dapat disimpulkan bahwa Sumatif Akhir Bersama (SAB) ini, bukan hanya soal angka di atas kertas, tetapi juga merupakan refleksi dari proses belajar selama di satuan pendidikan karena bobot persentase materi uji kelas 7, 8, dan 9 masing-masing 10%, 30%, dan 60%.

Dari uraian di atas SAB bagian penting dari proses pembelajaran disetiap satuan pendidikan yang memiliki berbagai manfaat, mulai dari mengukur pemahaman materi, mendorong kedisiplinan, menjadi tolak ukur perkembangan akademik, meningkatkan prestasi belajar, dan sebagai syarat administratif untuk melanjutkan kejenjang selanjutnya. (BP)*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *